Actanews.id – Suatu malam, bertempat di “Ruang Gesah” gang Sawo Rogojampi, tempat ngopi kami dan teman-teman se-perjuangan maupun yang tidak seperjuangan, terjadi percakapan yang menginspirasi tentang keikhlasan dan keberkahan rezeki. Dalam obrolan bertiga, antara saya, Mas Agung dan Mas Lambang, yang awalnya membahas soal anak-anak asrama yatim dan dhuafa di Rogojampi, berlanjut ke obrolan spiritual.
Ketika kami membahas tentang kesabaran dan keikhlasan, komentar dua orang sahabat saya tersebut, menghadirkan perspektif positif, bagi saya yang malas “sinau”.
Saya tidak bisa menahan diri untuk tidak menyebutkan kebiasaan Mas Agung, yang saya nilai suka membantu teman secara “barbar”, dalam bentuk materi maupun dengan berbuat langsung.
Saya buka dengan peryataan canda’an,.. “mas Agung ini beda .. kadang beri nasihat, rek..kalo dapat rezeki (uang) banyak, pergunakan dengan bijak yoo…sebaliknya, tidak berlaku bagi dia.. hehehe”…
Agung : lha, aku punya prinsip.. yaa.. lain, endingnya saya menyakini, berprinsip membantu dan lupakan, pasti kita akan diberikan jalan kemudahan oleh-Nya.
Aamiiin…ya Rabb…
Lambang : “iya mas…. klo pernah baca quantum ikhlas, .. ya memang jika mengikhlaskan sesuatu kadang teringat, jadi ganjalan untuk ber-Ikhlas. Misal pernah membantu teman masalah uang, dan ikhlas bila tidak mampu membayar, atau pernah disakiti orang”.
…Ada sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang membantu seorang Muslim dalam suatu kesusahan di dunia maka Allah akan menolongnya dalam kesusahan di hari Kiamat. Dan barangsiapa yang meringankan beban seorang Muslim yang sedang kesulitan maka Allah akan meringankan bebannya di dunia dan akhirat”.
Sesaat terdiam… ya meski tidak langsung nyebut hadits tentang ikhlas, cukup menjadi renungan kami
Hal menarik tentang mas Lambang yang bisa saya ungkap, bahwa kebanyakan teman-teman pasti tau, jika mas Lambang punya sifat pelupa, ..lupa markir mobil, hingga lupa menjemput istri saat ada kepentingan, dan lainnya, tak jarang menjadi bahan tertawaan teman.
…. ” kan sampyn kadang pelupa ya mas,” celetuk saya.
Lambang : “Nah, itu mbung (panggilan akrabnya ke saya), saya bersyukur di kasih sifat pelupa oleh Allah, kadang sifat pelupa saya, secara tidak langsung membantu saya menuju ikhlas.. karena jadi tidak ingat pernah melakukan berbuat baik, jadi tidak ingat pernah disakiti, jadi tidak ingat untuk pernah memberi hutang dan tidak dibayar.. Alhamdulillah”…
Hehehe.. spontan kami tertawa… “inggih mas.. betul,” jawab saya.
..Mas lambang bersyukur atas nikmat pelupa yang diberikan oleh Allah, karena dengan sifat pelupa yang umumnya dianggap sebagai sifat negatif itu, Ia terbantu untuk ikhlas, tanpa terbebani oleh ingatan akan bantuan atau perbuatan yang pernah diberikan, atau perasaan sakit hati karena perlakuan yang kurang menyenangkan.
Dari cerita sederhana tentang sifat pelupa ini, bahwa setiap kekurangan dan keistimewaan yang diberikan oleh Allah subḥanahu wata’ala memiliki hikmah sendiri. Kita harus belajar untuk menghargai tentang apapun kekurangan seseorang, dan bersyukur atas segala nikmat-Nya, karena kita tidak benar-benar mengetahui hikmah terbaiknya.
Ya…termasuk menurut mas Lambang “nikmat” sifat pelupa, yang dianggapnya membantu menuju keikhlasan.
Oleh : Joko Tama