banner 728x250

Ketua FRN Banyuwangi Desak Evaluasi Total Program MBG Pasca 112 Siswa MAN 1 Keracunan

Banyuwangi, Actanews.id — Kasus dugaan keracunan makanan yang menimpa 112 siswa MAN 1 Banyuwangi usai menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Kamis (23/10/2025) terus menuai sorotan. Ketua Fast Respon Nusantara (FRN) DPC Banyuwangi, Agus Samiaji, menegaskan perlunya evaluasi total terhadap pelaksanaan program MBG di daerah tersebut.

Menurut hasil investigasi FRN, dapur penyedia makanan MBG diduga berlokasi di Jalan Kepiting, Kelurahan Tukangkayu, d. Dapur tersebut diketahui menjadi salah satu titik distribusi utama ke sejumlah sekolah di Banyuwangi.

Pasca insiden, para siswa mengalami diare dan demam tinggi beberapa jam setelah makan siang. Pihak sekolah langsung berkoordinasi dengan Puskesmas Sobo untuk penanganan medis darurat.

Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Amir Hidayat membenarkan kejadian itu dan menyebut sebagian besar siswa telah pulih, sementara empat siswa masih dalam perawatan. Sampel makanan kini telah dikirim ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Namun, perhatian publik kini tertuju pada pernyataan tegas Ketua FRN Banyuwangi, Agus Samiaji, yang menilai lemahnya pengawasan di lapangan menjadi titik rawan dalam implementasi program nasional tersebut.

“Kami sangat mendukung program MBG karena tujuannya mulia, meningkatkan gizi anak bangsa. Tapi kalau pelaksanaannya tidak terkontrol dan justru membahayakan kesehatan siswa, maka ini harus dievaluasi total,” tegas Agus.

Ia juga menekankan bahwa pihak-pihak penyedia makanan MBG harus bertanggung jawab dan transparan, terutama dalam hal kebersihan dapur, pengolahan bahan makanan, hingga distribusi ke sekolah.

“Jangan jadikan siswa sebagai kelinci percobaan. Semua dapur MBG di Banyuwangi harus diaudit — mulai dari sanitasi, bahan baku, hingga proses distribusinya,” ujarnya.

Agus menambahkan, insiden ini tidak hanya menyangkut aspek kesehatan, tetapi juga menyangkut citra dan kepercayaan publik terhadap Banyuwangi yang selama ini dikenal sebagai daerah inovatif dan berprestasi.

“Banyuwangi punya citra yang bagus di bawah kepemimpinan Ibu Bupati Ipuk Fiestiandani. Jangan sampai karena kelalaian satu pihak, reputasi daerah ini tercoreng. Pemerintah harus segera turun tangan dan memastikan hal seperti ini tidak terulang,” tegasnya.

Sementara itu, pihak dapur SPPG Tukangkayu melalui Giarto membantah adanya kasus keracunan dan menyebut masih dalam proses penanganan sesuai SOP. Adapun Julian, selaku Kepala Dapur dan Koordinator Kecamatan MBG Banyuwangi, belum memberikan tanggapan hingga berita ini diterbitkan.

Hingga kini, hasil uji laboratorium dari Labkesda Banyuwangi belum diumumkan, dan tim FRN berkomitmen untuk terus memantau proses investigasi serta mendorong transparansi penuh dari seluruh pihak terkait. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *