Actanews.id – Memasuki akhir November 2024, sebagian wilayah Banyuwangi mulai mengalami peralihan menuju musim penghujan. Namun, topografi Banyuwangi yang bervariasi menyebabkan perbedaan pola cuaca di berbagai daerah.

Menurut prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Banyuwangi, Anjar, wilayah dataran tinggi di Banyuwangi mulai memasuki musim penghujan. Sementara itu, dataran rendah masih merasakan panas yang cukup ekstrem, dengan suhu udara mencapai 34 derajat Celsius.
“Panasnya suhu ini disebabkan oleh posisi matahari yang saat ini berada di bagian selatan sehingga wilayah kita menerima sinar matahari yang cukup banyak. Selain itu, tutupan awan di wilayah Banyuwangi memang masih kurang, sehingga panas matahari langsung dirasakan,” jelas Anjar, Kamis (21/11).
Musim penghujan diperkirakan mulai merata di seluruh wilayah Banyuwangi pada Desember dan puncaknya akan terjadi pada Januari. Meski demikian, Anjar menegaskan bahwa kondisi ini tidak terkait dengan fenomena iklim global seperti La Nina.
“Saat ini posisi La Nina berada dalam kondisi netral. Jika ada dampak La Nina moderat, itu biasanya memengaruhi intensitas musim hujan. Namun, untuk saat ini, perubahan cuaca yang terjadi lebih banyak disebabkan oleh kondisi lokal,” tambahnya.
Anjar juga mengimbau masyarakat di wilayah dataran rendah, khususnya Banyuwangi bagian timur, untuk mewaspadai cuaca ekstrem berupa panas terik yang tiba-tiba berubah menjadi hujan deras.
“Kondisi tubuh harus dipersiapkan, terutama untuk menghadapi perubahan cuaca yang mendadak. Selain itu, masyarakat juga harus berhati-hati di area semak-semak karena potensi kebakaran masih sangat besar,” katanya.
Masyarakat diminta untuk terus memantau informasi cuaca terkini dari BMKG dan tetap menjaga kewaspadaan terhadap risiko yang mungkin timbul selama masa peralihan ini.