Mataram, NTB, Actanews.id – Koordinator Wilayah (Korwil) SNKI (Sekretariat Nasional Keris Indonesia) Lombok NTB. menggelar pameran dan bursa keris bertajuk “Berajah – Ngemunggahang Gegaman Nuswantara”, di Taman Mayura, Cakranegara, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Acara ini berlangsung dari Jumat hingga Minggu.(28-30/6/ 2024), dan menjadi ajang penting dalam upaya pelestarian budaya keris di Indonesia.
Tidak hanya menampilkan pameran dan bursa keris, pameran ini juga menyelenggarakan seminar perkerisan serta pelantikan Lalu Kusnawan, SE., sebagai Ketua Koordinator Wilayah (Korwil) SNKI Lombok NTB.
Sebanyak 65 keris dari berbagai komunitas pencinta keris, termasuk dari etnis Sasak, Sumbawa, Bali, Pulau Jawa, dan Sulawesi ditampilkan dalam acara ini. Selain itu, sekitar 50 pebursa keris dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Lombok, Bali, Makassar, Madura, Banyuwangi, Malang, Yogyakarta, Solo, Pekalongan, Semarang dan Jakarta, turut meramaikan.
Prosesi pembukaan dimeriahkan dengan penasbihan adat Lalu Kusnawan oleh tetua adat Sasak, didampingi Habibi Syihab dan Ilham Triadi, Agung Guntoro Wisnu mewakili DR. H. Fadli Zon , Msc., yang disertai dengan tembang-tembang dari naskah lontar.
Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Kepala Disnaker Provinsi NTB I Putu Gede Aryadi yang mewakili Pjs. Gubernur NTB, jajaran Forkopimda Provinsi NTB, pengurus SNKI, Majelis Adat Sasak Lombok, para pelingsir, sejumlah ketua paguyuban keris, dan para pebursa.
Dalam sambutannya, I Gede Putu Ariadi menekankan pentingnya melestarikan dan mensosialisasikan keris sebagai warisan agung budaya dunia yang telah menjadi bagian dari tradisi budaya Nusantara.
“Perlu dilakukan semacam kampanye dan edukasi supaya keris tidak dilihat sebagai sesuatu yang selalu dekat dengan mistik. Meskipun kita akui hampir semua agama meyakini kegaiban, tapi bukan berarti keris itu selalu identik dengan mistik atau klenik,” ujar Kepala Disnakertrans Provinsi NTB tersebut.
Agung Guntoro Wisnu, mewakili Ketua SNKI DR. H. Fadli Zon, MSc, menegaskan bahwa acara ini bertujuan memperkenalkan keris kepada generasi sekarang agar mereka dapat memahami dan melestarikan kebudayaan. “Semua bentuk adat dan budaya terpancar dari peninggalan nenek moyang kita yang harus tetap dilestarikan hingga di masa yang akan datang. Kegiatan ini diharapkan dapat membangkitkan pariwisata berbasis kebudayaan,” katanya.
Agung juga menyoroti bahwa keris merupakan artefak budaya yang akrab dengan masyarakat Indonesia dan memiliki nilai serta citra simbolik yang tinggi. “Keris adalah warisan budaya yang sudah diakui oleh UNESCO. Negara lain saja tertarik dengan keris, masa kita tidak tahu tentang keris? Dengan pameran ini, bisa menjadi media untuk edukasi dan pelestarian keris,” tambahnya.
Ia berharap kegiatan seperti ini dapat digelar lebih sering, minimal dua kali setahun, untuk memberikan ruang bagi pecinta keris dan sebagai pembelajaran bagi generasi muda agar lebih mencintai dan mendalami budayanya sendiri. (I-Triadi)