banner 728x250

Peternakan Ayam Petelur di Watukebo Dorong Ketahanan Pangan dan Kurangi Kemiskinan

BANYUWANGI, Actanews.id  – Pemerintah Desa Watukebo, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, menggagas program peternakan ayam petelur berbasis Dana Desa untuk memperkuat ketahanan pangan sekaligus mengentaskan kemiskinan. Inisiatif ini telah memberikan dampak nyata bagi ratusan warga, terutama kelompok rentan seperti warga miskin, lansia, ibu hamil, dan balita stunting.

Program yang mulai dijalankan sejak pertengahan 2024 ini tidak hanya berorientasi pada produksi, tetapi juga menjadi instrumen distribusi pangan bergizi secara gratis kepada warga yang membutuhkan. Telur hasil peternakan diberikan langsung kepada warga melalui kader desa, utamanya saat posyandu dan kegiatan sosial lainnya.

“Ini merupakan salah satu contoh efektif pemanfaatan Dana Desa. Selain mendukung ketahanan pangan, juga berkontribusi nyata pada pengentasan kemiskinan,” ujar Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani.

Ipuk menambahkan, langkah ini sejalan dengan visi nasional yang tengah digalakkan pemerintah pusat, khususnya dalam memastikan akses pangan bergizi bagi seluruh keluarga Indonesia.

“Sesuai arahan Presiden Prabowo, kita harus memastikan semua keluarga bisa mengakses pangan yang cukup dan bergizi. Semoga program seperti ini bisa menjadi inspirasi bagi desa lainnya,” tambahnya.

Program ini melibatkan kelompok peternak lokal dan warga sekitar. Kepala Desa Watukebo, Maimun Hariyono, menjelaskan bahwa inisiatif ini muncul dari kebutuhan menghadirkan program ekonomi produktif yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat.

“Modal awal kami sekitar Rp 263 juta, berasal dari 20 persen Dana Desa. Kami gunakan untuk membangun kandang, membeli bibit ayam, serta pakan hingga masa panen,” jelas Maimun.

Saat ini, terdapat sekitar 1.000 ekor ayam petelur yang dikelola dengan sistem semi-modern oleh delapan warga setempat. Produksi telur mencapai rata-rata 850 butir per hari, dengan 4.000 hingga 5.000 butir dibagikan gratis setiap bulannya kepada warga rentan.

“Setiap penerima memperoleh 10 butir telur per bulan. Kami distribusikan melalui posyandu dan kegiatan desa lainnya,” imbuhnya.

Tidak hanya pada kegiatan rutin, telur hasil peternakan juga dibagikan saat kegiatan besar desa seperti Maulid Nabi, pengajian akbar, hingga acara duka.

Program ini terbukti berdampak signifikan. Angka balita stunting di Watukebo turun dari 57 anak pada 2023 menjadi 37 pada 2024. Melihat progres positif tersebut, tahun ini Pemdes Watukebo kembali menganggarkan Rp 344 juta untuk perluasan kandang dan penambahan 1.500 bibit ayam petelur.

Inisiatif Desa Watukebo juga selaras dengan program unggulan Banyuwangi seperti Sister Say (Sistem Terintegrasi Ternak, Ikan, dan Sayur), yang memadukan pertanian, perikanan, dan peternakan berbasis rumah tangga. Melalui sinergi program seperti ini, Banyuwangi menegaskan komitmennya dalam memperkuat ketahanan pangan berbasis desa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *