banner 728x250

Malam Kelima Pameran Seni Rupa Harjaba ke-253: Meriahkan Banyuwangi dengan Harmoni Seni dan Budaya

Actanews.id – Malam kelima Pameran Seni Rupa dalam rangka Hari Jadi Banyuwangi (Harjaba) ke-253, yang bertema Banyu Kening, berlangsung meriah di Gedung Juang 45, Rabu (4/12). Acara ini menghadirkan perpaduan seni rupa, musik akustik, dan puisi yang memukau para pengunjung.

Salah satu penampilan yang paling dinanti malam itu adalah aksi Elvin Hendratha, mantan Vice President Bank Mandiri yang kini aktif di dunia seni dan menjadi pengurus Dewan Kesenian Blambangan (DKB). Elvin menyumbangkan suara emasnya dengan menyanyikan lagu-lagu khas Banyuwangi, seperti Kelangan, yang diiringi oleh duet musisi lokal, Ribut Kalembuan dan Wowok Meirianto. Perpaduan vokal dan alunan musik akustik menciptakan suasana yang menggetarkan hati.

“Acara ini bukan hanya tentang kreativitas, tetapi juga untuk memperkuat budaya lokal yang harus terus kita lestarikan,” ujar Elvin usai penampilannya.

Tidak hanya itu, Lentera Sastra Banyuwangi turut menyumbangkan atmosfer magis melalui pembacaan puisi bertema Banyu Kening. Ketua Lentera Sastra membacakan puisi-puisi yang menggambarkan filosofi air sebagai sumber kehidupan. Salah satu puisi berjudul Banyu Kening mendapat sambutan hangat karena mampu menyampaikan pesan harmoni dan kebersamaan.

“Kami ingin menyampaikan bahwa seni adalah media yang efektif untuk memperkuat identitas dan kearifan lokal Banyuwangi,” jelas Ketua Lentera Sastra.

Dukungan penuh juga diberikan oleh Komite Bahasa dan Sastra DKB. Muttafaqurrohmah, salah satu perwakilannya, menyampaikan apresiasi atas kolaborasi yang menyatukan seniman, penyair, dan musisi lokal. “Acara seperti ini menunjukkan betapa kayanya budaya Banyuwangi yang harus terus kita kembangkan,” ungkapnya.

Malam itu, perhatian publik juga tertuju pada karya seni rupa yang dipamerkan. Mengusung tema Banyu Kening, lukisan-lukisan tersebut menggambarkan kekayaan alam Banyuwangi, seperti mata air, budaya, dan filosofi air sebagai simbol keseimbangan.

Salah seorang pengunjung, Siti Rahmawati, mengaku terinspirasi oleh konsep acara ini. “Selain karya seni yang memukau, pertunjukan musik dan puisi sangat menghibur dan bermakna. Acara seperti ini membuat saya semakin bangga akan budaya Banyuwangi,” ujarnya.

Pameran ini telah berlangsung sejak 30 November dan akan berakhir pada 7 Desember 2024. Selain menampilkan seni rupa, pameran ini juga menyuguhkan seminar, pertunjukan musik, dan kegiatan edukasi yang melibatkan generasi muda.

“Kami berharap pameran ini menjadi inspirasi bagi anak muda untuk terus berkarya dan menjaga budaya lokal,” kata Kang Momo, salah satu panitia.

Malam ditutup oleh penampilan Ribut Kalembuan dan Wowok Meirianto dengan gitar unik Painles Guitara. Energi yang mereka hadirkan membuat penonton pulang dengan kesan mendalam akan keindahan budaya Banyuwangi.

Bagi Anda yang belum berkunjung, masih ada kesempatan untuk menikmati pameran hingga 7 Desember di Gedung Juang 45 Banyuwangi. Jangan lewatkan! (SYAF)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *