Actanews.id – Sejumlah wartawan yang bertugas di Kota Banyuwangi mengungkapkan pengalaman tidak enak, saat mencoba melakukan konfirmasi di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Banyuwangi, di Jalan Raya Situbondo, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, Selasa (7/5/2024).
Ricky dari madiakampung.com dan Fitron dari suarapecari.com mengaku mendapat penghalangan dan merasa dipersulit saat hendak mengkonfirmasi soal Cukai Tembakau dan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).
Menurut Ricky yang juga Ketua dari Komunitas Jurnalis Jawa Timur (KJJT) wilayah Banyuwangi, awalnya mereka memperkenalkan diri dan mengutarakan maksud kedatangan mereka kepada petugas security, bahkan Id card pers di foto oleh security sebagai laporan tamu. Namun karena waktu jam istirahat, mereka memaklumi dan dianjuran untuk datang sore hari oleh security.
“Saat itu memang jam istirahat kantor, kami memaklumi dan dianjurkan untuk datang sore hari. kami datang lagi sore, namun tidak diperkenankan masuk, dan diharuskan bersurat dulu untuk melakukan wawancara,” ungkap Ricky.
‘Mestinya sejak awal disampaikan demikian, hingga kita tidak kembali lagi di sore hari. Kami tetap menyampaikan dasar tugas jurnalis, namun dijawab oleh security aturannya seperti itu,” sambungnya.
Meskipun setelah berargumen, lanjut Ricky, mereka akhirnya diijinkan mengisi barcode tamu oleh security dan dapat masuk kantor, namun bagian pelayanan bersikukuh tetap minta untuk bersurat terlebih dahulu.
“Tentu saja kami kecewa, tugas kami dilindungi oleh Undang-Undang pers, Nomor 40 Tahun 1999, maka kami akan mengambil langkah hukum atas perlakuan tersebut,”tegas Ricky.
Belum ada tanggapan resmi dari Kantor Bea Cukai Banyuwangi terkait peristiwa ini, dan para wartawan menyatakan Kantor Bea Cukai seharusnya menjadi garda terdepan dalam memberikan informasi kepada masyarakat sesuai dengan undang-undang keterbukaan informasi publik, dan salah satunya melalui pers media.
