Banyuwangi, Actanews.id –
Seorang siswi kelas 6 di SD Negeri 4 Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi, sebut saja Melati (12) diduga mengalami intimidasi dan perlakuan tidak layak dari oknum guru berinisial VN. Melati selaku bendahara kelas disebut tidak diperbolehkan mengikuti ujian akhir semester mata pelajaran Bahasa Indonesia, lantaran belum menyetor kekurangan uang iuran kelas sebesar Rp550 ribu.
Kasus ini terungkap setelah orang tua melati, SL (40), yang sedang bekerja di Surabaya, mendapatkan informasi bahwa anaknya tidak diizinkan mengikuti ujian. Padahal, Bunga yang menjabat sebagai bendahara kelas sejak kelas 5, sebelumnya tidak pernah mengalami masalah serupa.
“Anak saya takut bercerita. Saya baru tahu setelah pulang ke Banyuwangi. Katanya, anak saya dilarang ikut ujian karena belum setor kekurangan uang iuran kelas. Seharusnya VN yang juga wali kelas bijak, bicara langsung kepada saya, bukan membuat anak saya merasa terintimidasi,” ujar SL, Jumat (23/5/2025).
SL juga mengungkapkan, menurut pengakuan anaknya, VN sempat melontarkan kata-kata yang tidak pantas dan mengancam akan melaporkan anaknya ke polisi, yang menyebabkan melati mengalami tekanan psikologis.
Meski akhirnya melati diizinkan mengikuti ujian susulan bahasa Indonesia pada Jumat pagi (23/5/2025) saat jam istirahat, SL menilai persoalan ini belum selesai. “Anak saya malu dan takut untuk beraktivitas di sekolah. Ini sudah berdampak pada kondisi psikologisnya,” tambahnya.
Pihak sekolah telah menemui SL dan menyampaikan permintaan maaf. Namun, SL berharap ada penyelesaian yang lebih tegas dan memberikan rasa keadilan bagi anak dan keluarganya. “Saya ingin anak saya kembali belajar dengan perasaan tenang, dan saya harus menyampaikan hal ini ke Dinas Pendidikan agar ada solusi, serta agar tidak terulang lagi kejadian yang bisa menimpa murid lainnya,” tegasnya.
Ketika dimintai keterangan oleh pihak media, pihak sekolah enggan memberikan komentar
