banner 728x250

Hari Guru Nasional 2024, Kadispendik Banyuwangi Dorong Guru Menjadi Pelita Perubahan

Actanews.id  – Hari Guru Nasional (HGN) yang diperingati setiap 25 November menjadi momen refleksi penting bagi dunia pendidikan di Indonesia. Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Suratno, SPd., MM., dalam peringatan HGN tahun ini, menyerukan para guru untuk terus menjadi pelita di tengah tantangan zaman.

“Tahun ini kita tandai sebagai momentum perubahan masif. Guru harus menjadi pelita dalam kegelapan dan perubahan zaman,” ujarnya,  Senin (25/11), di Pendopo Sabha Swagata Banyuwangi.

Ia menegaskan bahwa peran guru tidak sekadar mengajar, tetapi juga mendidik, membimbing jiwa, menginspirasi, dan memberikan solusi. Guru di era Society 5.0 dituntut untuk memiliki keterampilan teknologi digital sambil tetap membangun karakter siswa yang unggul.

Suratno juga menekankan pentingnya komitmen guru untuk terus belajar agar kompetensi mereka selaras dengan kebutuhan siswa. “Apa yang harus dikuasai siswa, harus terlebih dulu dikuasai oleh guru. Maka jargon ‘guru harus terus belajar’ harus benar-benar dipraktikkan,” katanya.

Di tengah tantangan berat, termasuk regulasi ketat seperti Undang-Undang Perlindungan Anak, guru juga diminta menjaga sikap profesional dan menghilangkan segala bentuk kekerasan, pelecehan, atau tindakan tidak etis lainnya.

Dinas Pendidikan Banyuwangi terus mendorong peningkatan kompetensi guru melalui berbagai program, seperti in-house training, kerja sama dengan Balai Besar Guru Penggerak, dan Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan. “Upgrading kompetensi adalah kegiatan inti untuk menjawab kebutuhan pendidikan anak dan menyiapkan Indonesia Emas 2045,” tambahnya.

Meski berbagai upaya dilakukan, Banyuwangi saat ini masih menghadapi kekurangan tenaga pengajar. “Kami masih kekurangan sekitar 1.500 guru. Posisi ini sementara diisi oleh guru honorer atau non-ASN,” ungkapnya.

Kepala Dinas optimis bahwa pemerintah akan segera menemukan skema terbaik untuk memenuhi kebutuhan tenaga pendidik, termasuk membuka peluang lebih besar bagi tenaga honorer untuk menjadi P3K atau PNS.

Di akhir pernyataannya, ia mengajak para guru tetap semangat menghadapi tantangan. “Dengan hati yang tulus, skill dan kompetensi akan melekat. Guru adalah kunci keberhasilan pendidikan, apapun kurikulum yang digunakan,” tegasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *