Actanews.id – Siang itu, suasana di warung kopi mbak Sri langganan kami terasa sedikit berbeda. Temanku, biasanya ceria, penampilan cool ala grunger dan selalu semangat, namun kali ini terlihat murung. Wajahnya datar, matanya tampak kosong, seperti memikirkan sesuatu yang berat. Aku mencoba membuka percakapan,
“Mas, kok nggak fokus? Ada masalah, ya?” tanyaku hati-hati.
Dia menarik napas panjang, lalu berkata, “Istriku… pulang ke rumah orang tuanya pak.”
“Lho, kenapa? Ada apa?” tanyaku kaget.
Dia menatapku dengan tatapan kosong dan berkata, “Karena tas.”
Aku terdiam sesaat, memproses informasi itu. Tas? Bagaimana bisa sebuah tas membuat pertengkaran hebat sampai-sampai istrinya pulang ke rumah orang tuanya?
“Iya, karena tas,” katanya lagi, kali ini dengan nada lebih tegas. “Kemarin aku dikasih tas wanita oleh teman wanitaku. Tasnya bagus, merek ternama. Ya aku terima aja, siapa yang nggak mau, kan? Aku pikir istriku juga bakal suka. Eh, ternyata justru sebaliknya.”
Aku mulai paham arah ceritanya. “Lalu, apa yang bikin dia marah?”
“Dia bilang, ‘Kenapa kamu nerima tas dari wanita lain? Apa nggak bisa beli tas buat aku sendiri?’” Dia menirukan nada istrinya dengan suara kesal. “Padahal aku nggak ada maksud apa-apa, cuma terima hadiah. Tapi ternyata bagi dia, itu lebih dari sekadar tas. Itu soal prinsip!”
Aku tertawa kecil, walau berusaha menahannya. Situasinya memang konyol, tapi aku bisa membayangkan betapa seriusnya masalah ini bagi istrinya.
“Terus sekarang gimana?” tanyaku.
“Ya sekarang aku lagi mikir gimana caranya minta maaf dan ngasih dia tas baru, yang lebih bagus” jawabnya sambil mengusap wajahnya yang penuh beban.
Aku tak bisa menahan tawa kali ini. “Masalah tas memang nggak bisa dianggap remeh, ya! Jangan lupa, mas, kalau mau beli tas, pastikan itu pilihan istrimu. Jangan asal terima dari orang lain lagi!” candaku.
Dia hanya menggeleng sambil tersenyum kecut. “Iya, ini pelajaran mahal soal tas dan perasaan wanita.”
Begitulah, sebuah tas yang tampak sederhana ternyata bisa membawa bencana. Namun, di balik semua itu, mungkin ada berkah tersembunyi: pelajaran berharga tentang komunikasi dan memahami perasaan pasangan.
Lantas, bagaimana nasib tas tadi? Akhirnya, tas tersebut jatuh ke tangan saya, menjadi berkah. Kini, tas “drama” itu justru beralih fungsi, dipakai anak saya buat sekolah! Siapa sangka, dari pertengkaran rumah tangga, malah anak saya yang dapat hadiah!
Oleh : Joko Tama, Banyuwangi 6 September 2024