banner 728x250
opini  

Surat Terbuka untuk Ibu Bupati Banyuwangi

Banyuwangi, Kamis 23 Mei 2024

Surat Terbuka untuk Ibu Bupati Banyuwangi

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Semoga Ibu Bupati selalu sehat wal’afiat dan berada dalam lindungan Allah SWT.

Ibu Bupati yang saya hormati,
Sebagaimana warga lainnya, saya memperhatikan jalannya kepemimpinan Ibu. Dalam masa jabatan yang hampir purna ini, Banyuwangi tentunya telah mengalami perkembangan positif.

Namun, tentu saja masih ada kekurangan. Saya menyadari bahwa Ibu bukanlah Umar bin Abdul Aziz, sang khalifah terbaik di dunia, tetapi juga bukan Namrud, musuh Nabi Ibrahim. Kekurangan adalah hal yang manusiawi. Rasulullah SAW membangun akidah selama sepuluh tahun di Mekkah, dan kemudian membangun masyarakat madani selama belasan tahun di Madinah.

Saya tidak berharap Ibu mengangkat gandum untuk ibu tua yang merintih kelaparan seperti yang dilakukan Umar bin Khattab, tetapi saya melihat bahwa Ibu telah berusaha mengentas kemiskinan dan mensejahterakan rakyat Banyuwangi.

Sebagai salah satu warga Banyuwangi, meskipun saya hanya mampu membeli kopi di trotoar dan berkendara motor usang, saya selalu mempertahankan prinsip independen sebagai wartawan, demi  Banyuwangi.

Saya bukanlah pemberani, namun juga tidak pengecut. Sebagai putra Banyuwangi, saya akan mengoreksi dengan pena yang selalu siap terhunus.

Ibu Bupati yang saya hormati, teman-teman saya mengatakan bahwa Ibu sangat santun dan cerdas, meskipun saya belum sepenuhnya memahami hal itu karena tidak berada di lingkaran penguasa.

Namun, saya sedikit memahami tentang konflik tanah, kasus korupsi, manipulasi, birokrasi, eksploitasi sumber daya alam, bebasnya penjualan minuman beralkohol, dan masalah sosial lainnya. Saya merasakan sesaknya dada dengan kejadian-kejadian tersebut, sebagaimana mungkin  yang juga Ibu rasakan.

Ibu Bupati yang saya hormati, jangan pusing membaca surat saya. Saya tahu isinya tidak teratur, karena pikiran saya juga sedang kalut.

Saya hanya ingin mengucapkan terima kasih atas kepemimpinan Ibu di Banyuwangi. Jika diberi kesempatan untuk memimpin lagi, saya memohon satu hal dari Ibu.

Mohon perhatikan para pejabat kita agar tekun dan terus melaksanakan shalat Tahajjud, karena saya tahu Ibu melakukannya.

Ibu Bupati yang saya hormati, saya akan mengakhiri surat ini dengan harapan Ibu bisa membaca dan mendengar suara hati saya.

Demikian dahulu, Bu. Insya Allah saya akan berkirim surat lagi kepada Ibu. Atas segala kearifan dan kebijaksanaan Ibu, saya haturkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

dari : Joko Tama

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *