banner 728x250
opini  

Perspektif Keliru dari Ungkapan “Petarung Sejati Tidak Melawan Wanita” di Dunia Politik

Penulis : Agung Suryawirawan

Ketua Komunitas Pemerhati Banyuwangi (KPB)

Actanews.id, (20/6/2024)  – Dalam Masyarakat modern yang semakin mengedepankan nilai-nilai kesetaraan gender, penting bagi kita untuk merefleksikan kembali makna sebenarnya dari ungkapan “Petarung Sejati Tidak Melawan Wanita”, terutama dalam dunia politik.

Ungkapan tersebut, mungkin sebagai bentuk penghormatan dan perlindungan terhadap perempuan. Namun, dalam konteks modern dan dunia politik yang semakin menekankan kesetaraan gender, ungkapan ini sebenarnya bisa dianggap keliru dan tidak relevan.

Dalam dunia politik, seorang petarung sejati bukanlah mereka yang memilih lawan berdasarkan jenis kelamin. Petarung sejati adalah sosok yang selalu menjunjung tinggi nilai keadilan dan memgutamakan kepentingan rakyat, saat menghadapi lawannya.

Maka, pandangan bahwa perempuan tidak pantas untuk dilawan atau tidak mampu untuk melawan mencerminkan anggapan bahwa mereka adalah pihak yang lemah. Padahal, perempuan memiliki kemampuan dan potensi yang sama dengan laki-laki dalam berbagai bidang, termasuk di dunia politik, militer, pendidikan dan banyak bidang lainnya. Menganggap perempuan sebagai makhluk yang lemah, hanya akan memperkuat anggapan yang membatasi peran wanita.

Selanjutnya, dalam konteks kesetaraan gender, perbedaan jenis kelamin tidak seharusnya menjadi alasan untuk perlakuan yang berbeda dalam hal kemampuan dan hak.

Menekankan bahwa “petarung sejati tidak melawan wanita”, secara tidak langsung mempertahankan anggapan yang membatasi peran dan peluang bagi perempuan.

Kesetaraan gender berarti memberikan kesempatan yang sama bagi semua orang untuk menunjukkan kemampuan mereka, termasuk dalam situasi konfrontasi atau persaingan.

Petarung sejati adalah mereka yang tidak memilih lawan berdasarkan jenis kelamin, tetapi mereka yang menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan kepentingan rakyat. Mari kita bersama-sama menciptakan dunia yang lebih setara dan menghargai setiap individu tanpa memandang jenis kelamin.

Tentu saja, setiap opini/ pendapat bisa berbeda berdasarkan perspektif dan dalil yang dianut. Beberapa orang mungkin memiliki pandangan sangat berbeda yang didasarkan pada prinsip agama atau budaya tertentu tentang kesetaraan gender ini.

Namun, dalam konteks dunia modern, kesetaraan gender terlebih didunia politik seperti saat ini, penting untuk mempertimbangkan kembali ungkapan-ungkapan yang mungkin sudah tidak relevan, dengan nilai-nilai yang berlaku.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *