Oleh: Joko Wiyono
Dalam iklim demokrasi yang sehat, kontrol sosial adalah sebuah keniscayaan. Namun, kontrol sosial bukan berarti sebatas mencaci atau menuding, melainkan mengawasi dan memberi masukan yang konstruktif. Salah satu bentuk kontrol yang paling strategis dan terbuka dewasa ini adalah melalui penulisan opini di media.
Menulis opini bukan sekadar menyalurkan unek-unek pribadi. Ia adalah tindakan intelektual yang sarat tanggung jawab..Harus dibangun di atas pondasi data, argumentasi logis, dan etika publik. Dengan kata lain, opini adalah bentuk partisipasi politik non-elektoral yang sah dan berperan penting dalam membentuk arah kebijakan.
Setiap warga negara berhak, bahkan wajib, terlibat dalam kontrol sosial. Namun, keterlibatan itu harus tetap dalam koridor hukum dan etika. Kritik terhadap pemerintah, misalnya, seyogianya tidak jatuh pada fitnah atau provokasi, tetapi bersandar pada realitas dan menyodorkan solusi alternatif. Kritik yang membangun akan membuka ruang dialog, bukan menutup pintu perubahan.
Tanpa data yang kuat, tulisan hanya akan menjadi keluhan personal. Tanpa orientasi pada perubahan, kritik hanya memperkeruh ruang publik. Padahal, kekuatan opini sejatinya terletak pada kemampuannya mengedukasi masyarakat dan menggugah pengambil kebijakan.
Menulis opini juga menuntut strategi, disampaiakan pada media yang tepat atau jika bisa diperkuat dengan jejaring aksi nyata. Oleh karena itu, penulis perlu menjalin kolaborasi lintas sektor: dengan media, akademisi, aktivis, hingga pembuat kebijakan. Tulisan menjadi awal, bukan akhir dari perjuangan.
Fungsi kontrol sosial bukan monopoli jurnalis atau aktivis saja. Siapa pun bisa terlibat, guru, pelajar, mahasiswa, tokoh agama, pelaku usaha, bahkan aparatur negara sendiri. Yang dibutuhkan adalah kesadaran bersama bahwa demokrasi butuh pengawasan, bukan sekadar kekaguman pada kekuasaan, dan bertendensi.
Menulis opini adalah bentuk keberanian moral. Ia bukan untuk menyenangkan siapa pun, tapi untuk memastikan bahwa suara publik tetap hidup dan didengar. Maka, mari kita jadikan tulisan sebagai alat perubahan, bukan pelampiasan. Mari kawal pemerintahan Kabupaten Banyuwang, tempat kelahiran yang kita cintai ini dengan kritis namun santun, tajam namun bertanggung jawab.
Kontrol sosial yang sehat bukanlah ancaman bagi pemerintah. Sebaliknya, ia adalah nafas panjang bagi pemerintahan yang ingin maju dan dipercaya rakyatnya. Dan itu hanya bisa terwujud jika semua elemen masyarakat berani terlibat dengan cara yang benar.