banner 728x250
opini  

Menguji Kepemimpinan Cipluk, Meritokrasi atau Pengaruh Kekuatan Politik?

Actanews.id. –  Nama Cipluk santer terdengar sebagai pemimpin di suatu daerah dengan segudang prestasi, namun bayang-bayang suaminya, seorang tokoh poltik/birokrasi berpengaruh di pusat, tak bisa diabaikan. Keberhasilan Cipluk dalam memimpin sering dikaitkan dengan pengaruh suaminya, namun faktanya, apakah keberhasilan Cipluk selama ini murni karena kapasitasnya, atau memang ada pengaruh dinasti politik yang menyertainya?

Politik di negeri ini masih banyak diwarnai oleh kekuatan keluarga/dinasti politik. Dalam konteks ini, Cipluk menjadi contoh nyata dari pemimpin yang dianggap diuntungkan oleh jaringan kekuasaan sang suami. Keberhasilan seorang pemimpin seharusnya diukur berdasarkan kinerja nyata dan kemampuannya mengelola daerah, bukan semata karena bantuan kekuatan politik/birokrasi dari luar.

Kini, dengan menurunnya pengaruh suaminya di pusat, dan jika Cipluk memimpin daerahnya lagi untuk periode ke-2, maka Ia dihadapkan pada tantangan untuk membuktikan dirinya sebagai pemimpin sejati, dan masyarakat menanti apakah ia mampu bertahan di tengah pusaran politik yang penuh intrik tanpa sokongan strategis dari sang suami.

Sekali lagi,.. kepemimpinan sejati diuji bukan hanya melalui prestasi yang dicapai dalam kondisi nyaman, tetapi bagaimana seorang pemimpin bertahan saat dukungan politik dan finansial menipis atau bahkan tidak ada. Disinilah meritokrasi seharusnya menjadi acuan.

Jika Cipluk mampu memimpin dengan integritas dan membawa kemajuan nyata dan tetap mendapatkan prestasi luar biasa, tanpa bayang-bayang suami, masyarakat bisa melihatnya sebagai pemimpin yang layak. Namun, jika prestasinya merosot,  publik akan tahu bahwa kesuksesannya selama ini banyak ditopang oleh kekuatan politik/birokrasi suami.

Pada akhirnya, isu kepemimpinan Cipluk bukan sekadar soal personal, melainkan mencerminkan persoalan struktural dalam politik kita. Rakyat harus lebih kritis dalam memilih pemimpin, memastikan bahwa mereka yang terpilih benar-benar mampu membawa kemajuan yang nyata, bukan sekadar boneka dari kepentingan politik yang lebih besar.

Oleh : Joko Tama, Bwi, 21/10/2014

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *