banner 728x250
opini  

Hari Anak Nasional ke-40 Tahun 2024,  Momentum atau Sekadar Seremonial?

Actanews.id – Pada tanggal 23 Juli 2024, Indonesia merayakan Hari Anak Nasional (HAN) ke-40 dengan tema “Anak Terlindungi, Indonesia Maju”. Tema ini mengundang kita untuk merenung: apakah perlindungan anak di Indonesia benar-benar telah mencerminkan komitmen yang diusung?

Perlindungan Anak: Antara Kebijakan dan Kenyataan

Sejak meratifikasi Konvensi Hak Anak (KHA) pada tahun 1990 dan mengadaptasinya dalam UU Perlindungan Anak, pemerintah Indonesia tampaknya berusaha keras menunjukkan niat baiknya. Namun, kenyataan di lapangan sering kali berbicara lain. Kasus kekerasan terhadap anak terus meningkat setiap tahun. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melaporkan bahwa angka kekerasan anak cenderung meningkat dari tahun ke tahun, menandakan bahwa regulasi yang ada belum sepenuhnya efektif.

Lalu, di manakah letak masalahnya? Keterbatasan anggaran, lemahnya penegakan hukum, dan koordinasi yang buruk antar lembaga terkait menjadi hambatan utama. Jika kondisi ini tidak segera diperbaiki, perlindungan anak akan terus menjadi slogan tanpa makna.

Pendidikan: Masih Jauh dari Harapan

Di sisi lain, pendidikan sebagai kunci kemajuan anak-anak Indonesia masih menghadapi tantangan besar. Ketimpangan kualitas pendidikan antara kota dan daerah terpencil sangat mencolok. Banyak sekolah di pedalaman yang kekurangan fasilitas dasar dan tenaga pengajar yang kompeten. Tidak jarang, beban finansial tambahan dari komite sekolah membuat banyak orang tua kewalahan, bahkan berdampak psikologis pada anak.

Ketidakadilan ini memicu protes di berbagai daerah, seperti di Banyuwangi, di mana organisasi masyarakat yang peduli pendidikan hingga menggelar demonstrasi. Ini menjadi sinyal kuat bahwa pemerintah harus segera berbenah dalam sistem pendidikan nasional.

Mengakui dan Mendengar Suara Anak

Seringkali, anak-anak tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan hak-hak mereka. Padahal, mereka adalah pihak yang paling memahami kebutuhan dan aspirasi mereka. Memberi ruang bagi anak-anak untuk menyampaikan pendapat adalah langkah penting menuju perlindungan dan kemajuan yang sejati.

Tanggung Jawab Bersama

Perlindungan dan kemajuan anak adalah tanggung jawab kita semua – pemerintah, masyarakat, orang tua, dan guru. Diperlukan kolaborasi yang kuat antara semua pihak untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi anak-anak. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri; partisipasi aktif dari masyarakat sipil melalui dan sektor swasta sangat diperlukan. Terutama bagi ormas yang tupoksinya sebagai kontrol di bidang anak dan pendidikan, tidak hanya sekedar melakukan pendampingan saat terjadi permasalahan yang menimpa anak saja.

Refleksi dan Harapan

Hari Anak Nasional ke-40 seharusnya menjadi momen refleksi bagi kita semua. Apakah kita sudah benar-benar melindungi dan memajukan anak-anak kita? Ataukah kita hanya terjebak dalam perayaan seremonial tanpa perubahan nyata? Sudah saatnya kita berkomitmen pada tindakan konkret. Anak-anak yang terlindungi dan mendapatkan pendidikan yang baik adalah aset berharga bagi masa depan Indonesia.

Mari kita wujudkan tema “Anak Terlindungi, Indonesia Maju” dengan tindakan nyata, bukan sekadar slogan. Masa depan anak-anak kita adalah masa depan bangsa ini.

Oleh : Agung Surya Wirawan

Ketua Komunitas Pemerhati Banyuwangi  (KPB)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *