banner 728x250
opini  

Bendera One Piece di Hari Kemerdekaan, Simbol Kreativitas Protes Publik?, dan Cermin Pudarnya Nasionalisme

Oleh : Joko Wiyono

Peringatan Hari Ulang Tahun ke-88 Kemerdekaan Republik Indonesia seharusnya menjadi momentum sakral untuk meneguhkan kembali rasa nasionalisme, menghormati para pahlawan, dan memaknai kemerdekaan sebagai amanah perjuangan. Namun, di tengah gegap gempita perayaan, muncul fenomena yang mengundang tanda tanya: berkibarnya bendera One Piece di sejumlah tempat bersamaan dengan pengibaran Merah Putih.

Sebagian pihak mungkin menganggap hal ini sekadar ekspresi kreatif, protes publik atau hiburan. Namun, apakah kita masih mampu membedakan mana yang pantas dan mana yang menodai makna kemerdekaan? Bendera Merah Putih adalah simbol negara yang lahir dari darah dan air mata perjuangan. Menempatkannya bersama dengan bendera fiksi dari budaya pop dihari kemerdekaan tanpa konteks yang tepat, bukan hanya soal estetika ini soal etika dan rasa hormat terhadap sejarah.

Bukannya banyak tokoh nasional mulai Mahapatih Gajah Mada hingga Jenderal Sudirman yang punya simbol bendera  dan panji-panji yang lebih mencerminkan nasionalisme dan simbol perlawanan kepada ketidakadilan dan kesewenang-wenangan?

Fenomena ini seakan menegaskan bahwa kesadaran kebangsaan kita sedang luntur. Rakyat terlihat semakin permisif, bahkan enggan mengkritik, mungkin karena merasa suara mereka tak lagi didengar. Di sinilah fungsi wakil rakyat patut dipertanyakan: apakah mereka benar-benar hadir mengawal nilai-nilai kebangsaan, atau sibuk menjaga kursi dan kepentingan pribadi? Jika perwakilan rakyat tak lagi menjalankan tugasnya dengan sungguh-sungguh, jangan heran jika publik memilih diam, meski hatinya terusik.

Ironisnya, kemerdekaan yang dulu diraih untuk membebaskan bangsa dari penjajahan justru kini dihadapkan pada “penjajahan” nilai dan budaya yang halus tapi menggerus. Menghargai simbol negara bukan berarti menutup diri dari budaya global. Namun, ada ruang dan waktu yang harus dijaga kesakralannya dan Hari Kemerdekaan adalah salah satunya.

Jika kita terus membiarkan makna kemerdekaan direduksi menjadi sekadar pesta dan hiburan, tanpa penghayatan dan penghormatan, maka yang kita rayakan hanyalah tanggal, bukan nilai. Merah Putih bukan milik oknum pejabat yang korup atau penyalahgunaan wewenang; ia adalah milik rakyat. Dan rakyatlah yang seharusnya menjadi garda terdepan menjaga martabatnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *