banner 728x250
opini  

Banyuwangi Hadapi Masa “Semi Lockdown”, Saatnya Pemerintah Lebih Serius Atur Lalu Lintas

Saat ini, masyarakat Banyuwangi merasakan kondisi lalu lintas yang seolah memasuki situasi semi lockdown. Dua jalur utama yang menjadi nadi penghubung Banyuwangi dengan daerah sekitar mengalami gangguan serius. Akses menuju Jember melalui Gunung Gumitir ditutup selama sekitar 2 bulan (24 Juli-24 Sep 2025) karena perbaikan jalur, sementara jalur menuju Situbondo mengalami kemacetan parah akibat terbatasnya jumlah kapal penyeberangan karena pemeriksaan kapal yang ketat pasca tregadi KMP Tunu diselat Bali.

Situasi ini jelas berdampak pada mobilitas warga, distribusi logistik, hingga aktivitas ekonomi masyarakat. Truk barang yang tertahan berjam-jam, wisatawan yang kecewa karena terjebak macet, dan warga lokal terganggu menjalankan aktivitas sehari-hari terutama ke luar daerah.

Ironisnya, dalam situasi tersebut ini, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi tengah bersiap menyelenggarakan ajang olahraga internasional, Tour de Ijen, yang tidak mungkin untuk ditunda, serta akan menutup sejumlah ruas jalan utama demi kelancaran lomba balap sepeda. Meski kegiatan ini penting untuk citra pariwisata, tidak dapat dipungkiri bahwa pelaksanaannya di tengah kondisi lalu lintas terganggu, jelas berisiko memperparah keadaan.

Ketika dua jalur keluar-masuk utama Banyuwangi dalam kondisi terganggu, kebijakan tambahan yang mempersempit akses jalan seharusnya dipertimbangkan ulang dengan matang. Pemkab Banyuwangi memang memiliki visi memajukan daerah melalui berbagai agenda pariwisata kelas dunia. Namun, prioritas utama harus tetap pada pelayanan publik yang lancar, aman, dan efisien.

Situasi ini harus dijadikan momentum refleksi: Banyuwangi butuh sistem transportasi darat dan laut yang lebih terintegrasi, serta perencanaan lintas sektor yang berpihak pada kepentingan masyarakat luas. Tanpa itu, kemacetan ini akan menjadi simbol kegagalan manajemen pemerintahan dalam menghadirkan solusi nyata di tengah krisis mobilitas.

Sebagai kabupaten yang sedang tumbuh dan menjadi sorotan nasional, Banyuwangi tidak boleh gagap dalam urusan tata kelola jalan dan arus transportasi. Jika tidak segera ditangani, bukan hanya aktivitas warga yang terganggu, namun juga citra daerah yang selama ini dibangun dengan susah payah bisa runtuh dalam sekejap.

Oleh :  Joko Wiyono

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *