Actanews.id – Aktivis Banyuwangi, Raden Teguh Firmansyah memberi kritik keras soal pajak di Indonesia yang menurutnya tidak dimanfaatkan secara beradab.
Raden menuding bahwa pajak di Indonesia tidak lagi digunakan untuk memperbaiki peradaban, namun justru dipersiapkan untuk korupsi dalam rangka memodali jabatan tiga periode.
Pernyataan Raden dihadapan para awak media saat berdiskusi membuat semua terkejut dan tertawa-tawa “Siap-Siap Saja! penari badut jalanan dan pengemis, bahkan panti asuhan, Juga Dipajaki,” kata Raden pada Sabtu, 9 Agustus 2025.
Namun Raden aktivis Filsafat logika berfikir ini menilai bahwa adanya kenaikan pajak 200% akan membuat bupati Banyuwangi dan antek anteknya tidak akan menolaknya, karena itu akan menjadi kebebasannya untuk menggantikan para pemodal kemanangannya saat pemilu.
“Kenaikan pajak ini tidak akan membuat Bupati Banyuwangi dan antek-anteknya untuk menolaknya, karena itu akan menggantikan pengeluarannya saat pemilu dari pemodal pemodal gelap, karena pemimpin kan bebas pajak, logikanya disitu,”ugkap Raden.
Awalnya, Raden menyinggung bahwa pajak adalah hukum yang paling cepat berubah karena disesuaikan dengan perkembangan ekonomi serta daya beli dan daya hidup masyarakat.
“Tapi sekaligus, pajak itu semacam cara biadab untuk mempertahankan peradaban. Karena kita dirampok oleh negara kan,” ujar Raden.
Akan tetapi, Raden mengatakan bahwa masyarakat mengizinkan ‘perampokan’ itu demi membiayai peradaban.
“Tapi musti dibuktikan bahwa peradabannya tumbuh. Ini peradaban gak tumbuh. Masyarakat terbelah, disparitas naik tinggi, gini ratio kita memburuk segala macam, utang bertumpuk-tumpuk, tax ratio tinggal gak jelas persennya,” tuturnya.
Raden juga mensoalkan hari kemerdekaan yang ke-80 adalah juga hari kemerdekaan para koruptor dan pemodal pejabat dalam pemilu tahun lalu.
“Seharusnya hari kemerdekaan ini kita berduka bukan bersenang untuk merayakan, karena ini bukan hari kemerdekaan Republik Indonesia, tapi bulan ini dan tahun ini kemerdekaan para koruptor dan pemodal pemilu tahun lalu. Pemodalnya akan bebas pajak karena pemimpin yang terpilih penguasa bebas pajak,”ucap Raden dalam kritikan kerasnya. (Tim Insertnews)