banner 728x250

Pesona Keris Nusantara Bersinar di Brawijayan Tosan Aji Fest 2025

Malang, Actanews.id – Lebih dari sekadar logam berlekuk, keris hadir sebagai simbol kejayaan budaya Nusantara di ajang Brawijayan Tosan Aji Fest 2025 yang resmi dibuka Jumat (18/4/2025) di Gedung Samantha Krida, Universitas Brawijaya (UB), Malang. Mengusung tema “International Contemporary Keris Festival”, perhelatan budaya ini menjadi panggung akbar bagi pusaka warisan leluhur yang memadukan nilai sejarah, estetika, dan teknologi tradisional.

Sebanyak 200 bilah keris dipamerkan dari berbagai daerah seperti Bali, Lombok, Yogyakarta, Surakarta, Jakarta, hingga Banyuwangi. Tak hanya koleksi pribadi, keris milik Presiden RI Prabowo Subianto dan puluhan koleksi Menteri Kebudayaan Fadli Zon turut menjadi sorotan. Selain itu, lebih dari 1.200 keris turut dibursakan dalam kegiatan ini.

Ketua Pelaksana Brawijayan Tosan Aji Fest 2025, Rizal Nur Alfian, ST., MT., mengungkapkan antusiasme tinggi dari kolektor dan pecinta keris.

Total ada 60 meja pameran, masing-masing menampilkan 10–20 bilah keris. Dari sisi jumlah dan keragaman, ini merupakan salah satu pameran keris terbesar di Indonesia,” jelasnya.

Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Universitas Brawijaya dan Kementerian Kebudayaan RI, sebagai bentuk nyata sinergi dalam menjaga eksistensi keris sebagai warisan budaya dunia yang telah diakui UNESCO sejak 2005.

Selain pameran, pengunjung juga disuguhi beragam aktivitas edukatif seperti talkshow, seminar internasional, workshop teknik perawatan keris, hingga diskusi nilai-nilai filosofis dan sosial yang melekat pada pusaka ini. Salah satu keris langka dari era Kabudan abad ke-12 turut dipamerkan, memperkaya wawasan sejarah pengunjung.

Sekretaris Universitas Brawijaya, Dr. Tri Wahyu Nugroho, S.P., M.Si., menekankan pentingnya mencegah pati obor, yakni putusnya pengetahuan budaya antargenerasi.

“Keris bukan benda mati. Ia simbol seni, teknologi, dan nilai hidup. Jika generasi muda abai, jati diri bangsa bisa lenyap,” ujarnya.

Nada serupa disampaikan Sekjen Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI), Basuki Teguh Yuwono, S.Sn., M.Sn., yang juga Staf Khusus Menteri Kebudayaan. Ia menegaskan, “Selama ini keris kerap dianggap mistis semata, padahal di baliknya terdapat kecanggihan metalurgi dan kebijaksanaan leluhur.”

Direktur Warisan Budaya Kementerian Kebudayaan RI, I Made Dharma Suteja, menambahkan bahwa tugas generasi kini bukan hanya merawat pusaka, tetapi juga menjaga narasi budayanya. “Indonesia punya warisan budaya kelas dunia. Keris harus tetap hidup di tengah arus modernisasi,” tegasnya.

Puncak acara dijadwalkan berlangsung 20 April 2025, bersamaan dengan pencanangan Hari Keris Nasional yang rencananya dihadiri langsung Menteri Kebudayaan Fadli Zon.

Di sesi penutupan pembukaan, KH Marzuqi Mustamar, Pengasuh Ponpes Sabilurrosyad Gasek dan Mustasyar PWNU Jawa Timur, menyampaikan tausiah budaya dengan pesan tegas agar sejarah bangsa tidak dikaburkan oleh klaim palsu.

“Sejarah kita jangan dibiarkan dipalsukan. Banyak makam tokoh bangsa yang diklaim sepihak, termasuk pencipta lambang negara dan Bendera Merah Putih. Alhamdulillah, sebagian sudah terbongkar seperti di Banyuwangi, Tulungagung, dan Malang,” ujarnya.

KH Marzuqi juga menyerukan agar generasi muda tidak meninggalkan akar budayanya, dan terus menjaga keutuhan NKRI melalui pelestarian nilai-nilai luhur bangsa. (ILHAM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *