banner 728x250

Pegelaran “Banjoewangi Kolo Semono”,  Tampilkan Budaya, Kerajinan dan Kuliner Tradisional yang Menarik Perhatian

Actanews.id – Kabupaten  Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur menggelar acara tahunan yang dinanti-nanti, “Banjoewangi Kolo Semono,” sebagai bagian dari rangkaian Banyuwangi Festival.

Berlangsung dari tanggal 3 -7 Juni 2024, di halaman kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, acara ini menjanjikan pengalaman tak terlupakan bagi para pecinta budaya dan sejarah.

Perayaan ini dibuka dengan agenda “Belajar di Museum,” di mana ratusan pelajar dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari SD hingga SMA, turut hadir dengan antusias. Mereka mendapatkan kesempatan berharga untuk mempelajari sejarah dan budaya Banyuwangi langsung dari para ahli, seperti Aekanu Hariyono yang membahas Blambangan di masa lalu, serta Hermina dan Gema Budiarto, dosen sejarah dari Universitas Diponegoro, yang mengulas Kolonial Jalur Perdagangan Belanda dan Jepang.

“Banjoewangi Kolo Semono adalah kesempatan bagi kita untuk menapak tilas sejarah dan merasakan kekayaan budaya yang dimiliki Banyuwangi tempo dulu,” ungkap Ainur Rofiq, Kabid Pemasaran Disbudpar Banyuwangi, Senin (3/6/2024).

Menambahkan, ia mengatakan bahwa tahun ini, fokus diberikan pada keberagaman gastronomi, menampilkan berbagai kuliner tradisional yang menjadi identitas Banyuwangi.

Acara ini menawarkan beragam atraksi menarik, dari kuliner tradisional yang lezat hingga minuman jamu berkhasiat alami. Pengunjung dapat menikmati relaksasi dengan pijat tradisional dan menelusuri keindahan kerajinan klasik berbahan kayu, bambu, dan batu permata. Tak hanya itu, pameran pakaian tradisional juga menjadi daya tarik utama yang memikat banyak pengunjung.

Agenda lomba turut meramaikan perayaan ini, dimulai dengan lomba teater tjelathu pada 4 Juni, dilanjutkan dengan lomba tari tradisional pada 5 Juni, dan lomba musik tradisional serta sinden pada 6 Juni. Setiap harinya, pengunjung disuguhi pertunjukan live musik dari musisi lokal, menambah semarak suasana.

“Belajar tidak harus di kelas, belajar bisa di mana saja, termasuk di museum dengan berinteraksi langsung dengan benda peninggalan,” ujar PLT. Kepala Disbudpar Banyuwangi, Taufik Rohman, saat pembukaan acara.

Ia berharap para pelajar dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk memperdalam pengetahuan sejarah Banyuwangi, sekaligus menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya daerah.

“Banjoewangi Kolo Semono” merupakan momen emas bagi masyarakat untuk mengenal lebih dekat kekayaan budaya dan kuliner Banyuwangi. Acara ini terbuka untuk umum tanpa pungutan biaya, menjadikannya kesempatan yang sayang untuk dilewatkan. (I-Triadi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *