Actanews.id – Dalam rangka memperingati Bulan Menggambar Nasional 2024, Forum Perupa Banyuwangi (FPB) berkolaborasi dengan Komunitas Lentera Sastra menggelar Pameran Seni Rupa bertajuk “Titik Balik”. Bertempat di Ilyasin Art Space, Dusun Pelantaran, Desa Taman Suruh, Kecamatan Glagah, acara ini digelar selama 4 hari, mulai 23 hingga 26 Mei 2024.
Sebanyak 70 karya seni dari 50 pelukis dan pelaku sastra dipamerkan di galeri milik pelukis Ilyasin tersebut. Para pengunjung menikmati karya-karya yang dipajang dalam ruang yang representatif, yang menggabungkan seni rupa dan sastra dalam harmoni yang indah.
N.Kojin, Ketua FPB, menyatakan kegembiraannya atas penyelenggaraan pameran ini. “Saya senang menggelar pameran bersamaan dengan peringatan Bulan Menggambar Nasional 2024,” katanya.
Kojin menambahkan bahwa tujuan pameran ini adalah untuk memberikan apresiasi tanpa target yang muluk-muluk, menciptakan hubungan yang lebih berbudaya antara perupa dan komunitas sastra.
Karya-karya yang ditampilkan mayoritas merupakan seni rupa realistik, berusaha menyalin subjek sebagaimana tampil dalam kehidupan sehari-hari tanpa interpretasi tertentu. Menurut Kojin, seni yang memiliki makna beragam tergantung dari sudut pandang masing-masing tidak mudah diwujudkan dan membutuhkan konsentrasi penuh dari para seniman.
“Seni akan terus berkembang tanpa batasan ruang dan waktu. “Berbagai karya seni akan terus lahir seiring dengan dinamika kehidupan yang terus mengalir. Aliran hanyalah penamaan untuk penanda,” ujar Ilyasin, pemilik Ilyasin Art
Ia juga menambahkan bahwa, pameran ini memberikan kesempatan bagi seniman untuk bereksplorasi dan berbagi gagasan dengan seniman lintas disiplin, serta sebagai langkah awal untuk memulai aktivitas seni rupa di Banyuwangi.
Pameran ini mendukung seniman untuk melakukan eksplorasi interdisipliner, membuka ruang kolaborasi antar-disiplin, dan ruang pertukaran informasi antara seniman dengan masyarakat dalam proses penciptaan dan presentasi karya seni rupa.
Taufik Wr. Hidayat, seorang pelaku sastra Banyuwangi, juga mengapresiasi penyelenggaraan pameran ini. “Pameran kolaboratif semacam ini penting pada kondisi seperti sekarang ini. Seni menjadi semacam vaksin bagi kemanusiaan, menjadi imun bagi peradaban,” katanya.
Dengan semangat kolaborasi dan apresiasi seni, Pameran Seni Rupa “Titik Balik” menjadi bukti nyata bahwa seni rupa tidak berjarak dengan masyarakat dan terus berkembang dalam dinamika kehidupan sehari-hari.