JEMBER, Actanews.id – Pemerintah Kabupaten Jember bekerja sama dengan Perkumpulan Pecinta dan Pelestari Tosan Aji Jember (Pataji) Nuso Barong sukses menggelar Pameran dan Bursa Keris di Gedung Nusantara, Jember, pada 21–23 Juli 2025. Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian Apel Kebangsaan dan Kirab Pusaka Nusantara yang disebut-sebut sebagai yang terbesar dalam sejarah Jember.
“Jember kami cita-citakan menjadi miniatur Indonesia,” ujar Bupati Jember, Muhammad Fawait, saat membuka acara Sedekah Bumi dan Pameran Pusaka di Alun-Alun Nusantara, Minggu (20/7/2025).
Dalam kesempatan itu, Bupati Fawait secara resmi menetapkan Wedung Pace sebagai pusaka asli Kabupaten Jember. Ia menegaskan bahwa pelestarian budaya adalah bagian penting dari pembangunan karakter bangsa.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki budaya luar biasa. Kita harus bangga dan mempertahankan warisan nenek moyang,” tegasnya.
Pameran dan bursa keris ini diikuti oleh peserta dari berbagai daerah, seperti Jember, Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi, Malang, Lumajang, Probolinggo, hingga Sumenep. Mereka memamerkan ratusan koleksi tosan aji, mulai dari keris, tombak, pedang, hingga batu akik.
Sebanyak 30 lapak bursa turut meramaikan acara ini, bahkan peserta dari Nganjuk, Solo, Jogja, dan Kediri juga direncanakan bergabung.
Plt. Kepala Bakesbangpol Jember, Lingga Diputra, S.Sos., menyebut kegiatan ini bukan hanya ajang pelestarian budaya, tetapi juga mendorong potensi ekonomi kreatif lokal. “Pameran ini memberi motivasi bersama dan memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat dalam wisata budaya,” katanya saat membuka acara secara resmi, Minggu malam (21/7/2025).

Ketua Pataji Nusabarong, Gus Anas (Linasrillah Nurussubhi), menyampaikan apresiasi atas dukungan semua pihak. Ia menjelaskan bahwa selain pameran dan bursa, kegiatan juga diisi dengan edukasi budaya seperti talk show dan workshop mengenai filosofi dan sejarah keris.
“Alhamdulillah sudah dibuka. Harapan kami, generasi muda Jember semakin memahami dan mencintai warisan budaya seperti tosan aji,” ucap Gus Anas.
Dari ratusan pusaka yang dipamerkan, sekitar 50 di antaranya tidak dijual dan hanya untuk edukasi. Salah satu yang menjadi sorotan adalah Wedung Pace, senjata tradisional khas Jember yang kini dikukuhkan sebagai simbol pusaka daerah. (ILHAM)