Banda Aceh, Actanews.id – Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Aceh menerima kunjungan audiensi dari Lembaga Pemerhati dan Advokasi Syariat Islam (LEPADSI) pada Selasa (20/5), dalam upaya memperkuat sinergi penanggulangan peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Bumi Serambi Mekkah.
Ketua Umum LEPADSI, Dr. Ir. Azwar Abubakar, MM., menegaskan bahwa persoalan narkoba tidak bisa ditangani secara parsial. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga keagamaan menjadi kunci utama. Dalam paparannya, Azwar menyampaikan sepuluh strategi pelaksanaan syariat Islam di Aceh, dengan salah satu fokus utama pada perlindungan anak, remaja, dan perempuan dari ancaman narkoba, judi online, dan kekerasan.
“Penanganan masalah narkoba harus melibatkan semua pihak, dari Dinas Syariat Islam, BAPPEDA, hingga lembaga masyarakat. Sinergi ini sangat penting demi menyelamatkan generasi Aceh,” ujarnya.
Kepala BNNP Aceh, Brigjen Pol. Drs. Marzuki Ali Basyah, MM., menyambut baik inisiatif LEPADSI. Ia menegaskan bahwa Aceh saat ini dalam kondisi darurat narkoba dan membutuhkan langkah luar biasa untuk memeranginya.
“Selain penguatan pencegahan dan rehabilitasi, kami juga mendorong pengawasan terhadap aparat penegak hukum agar barang bukti tidak disalahgunakan,” tegas Brigjen Marzuki.
Dalam audiensi tersebut, sejumlah pengurus LEPADSI juga menyampaikan pandangan mereka. Irawan Abdullah menyebut narkoba sebagai ancaman eksistensial bagi masa depan Aceh. Dr. Chairan menekankan pentingnya edukasi sejak dini, baik di sekolah maupun di lingkungan keagamaan. Sementara Tgk. Masrul Aidi mengingatkan bahwa pemahaman masyarakat tentang bahaya narkoba harus dibangun secara substantif, bukan sekadar formalitas atau simbolik.
Pertemuan ini menjadi langkah konkret menuju kolaborasi yang lebih solid antara BNNP Aceh dan LEPADSI. Diharapkan, sinergi ini mampu mewujudkan Aceh yang bersih dari narkoba dan selaras dengan nilai-nilai syariat Islam yang membawa rahmat bagi semesta alam.
#IndonesiaBersinar
#IndonesiaDrugFree
#AcehBersinar
