Bandung , Actanews.id – Bertempat di Hotel Horison Ultima Bandung, Kamis (12/12/2024), sebuah dialog publik bertema “Integrasi Anak Bangsa Pasca Pilkada 2024 Guna Menciptakan Provinsi Jawa Barat Aman Sentosa” berhasil mengumpulkan sekitar 200 peserta dari berbagai kalangan. Acara ini dihadiri oleh perwakilan Polri, TNI, tokoh agama, organisasi masyarakat, dan mahasiswa dari sejumlah universitas di Jawa Barat.
Dialog ini bertujuan membahas langkah strategis untuk menjaga stabilitas sosial serta menciptakan keharmonisan setelah Pilkada 2024.
Brigjen Pol. Erlangga, yang membacakan sambutan Kadiv Humas Polri, menyoroti pentingnya sinergi semua pihak dalam mencegah polarisasi sosial. “Pilkada seringkali menimbulkan perpecahan yang memengaruhi stabilitas daerah. Kita harus bersama-sama berupaya melakukan integrasi anak bangsa,” ujarnya.
Rekonsiliasi pasca-Pilkada disebut menjadi kunci untuk memperkuat kembali hubungan sosial dan kepercayaan masyarakat terhadap demokrasi.
Prof. Dr. Uman Suherman, akademisi yang menjadi narasumber, menekankan bahwa Demokrasi Pancasila harus menjadi pijakan dalam mengelola keberagaman di Jawa Barat. “Keberagaman adalah kekuatan kita, dan Pancasila adalah jalan untuk merayakan perbedaan tanpa merusak keharmonisan,” kata Prof. Uman.
Menurutnya, kedamaian melibatkan kesadaran moral dan tanggung jawab. “Jika prinsip Pancasila dipahami dan diterapkan, maka integrasi sosial akan terwujud,” tambahnya.
Dr. Mei Susanto, S.H., M.H., menekankan pentingnya revitalisasi nilai Pancasila di kalangan generasi muda melalui pendekatan teknologi. “Pancasila harus tetap relevan di era digital agar Gen Z dan Alpha dapat memahami dan mengamalkannya,” jelasnya.
Ia menambahkan, demokrasi harus menjamin hak minoritas dan mendorong rekonsiliasi. “Demokrasi bukan sekadar suara mayoritas, melainkan tentang keadilan bagi semua,” tegas Dr. Mei.
Karo Ops Polda Jabar, AKBP. Muhammad Rivai Arvan, menguraikan langkah-langkah pengamanan untuk mencegah potensi konflik. “Kami menyiapkan 20.991 personel Polri, 9.897 personel TNI, dan 236.624 Linmas untuk memastikan keamanan,” jelasnya.
Ia juga memaparkan data pemilu di Jawa Barat, yang mencatat 62.641 TPS, termasuk 17 TPS sangat rawan. “Operasi Mantap Praja Lodaya-2024 menjadi wujud kesiapan kami dalam menjaga kedamaian,” imbuhnya.
Dr. Dadang Rahmat Hidayat, pakar komunikasi, menekankan pentingnya membangun narasi yang sehat untuk meminimalkan konflik pasca-Pilkada. “Media sosial punya peran penting dalam membentuk narasi persatuan di kalangan Gen Z dan Alpha,” ungkapnya.
Menurut Dr. Dadang, komunikasi strategis berbasis toleransi harus diperkuat untuk mengatasi tantangan era digital.
Kesepakatan Bersama untuk Jawa Barat Damai
Acara ini ditutup dengan sesi tanya jawab dan ramah tamah. Peserta sepakat mendukung langkah konkret untuk menciptakan Jawa Barat yang aman, damai, dan harmonis pasca-Pilkada. Dialog ini diharapkan mampu menghasilkan rekomendasi strategis guna memperkuat integrasi sosial dan menjaga stabilitas daerah.