BANYUWANGI, Actanews.id – Curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah Banyuwangi selatan pada Sabtu sore (22/11/2025) memicu banjir dan longsor di sejumlah titik. Enam desa di Kecamatan Siliragung dan Pesanggaran terdampak banjir, sementara satu titik longsor terjadi di kawasan Gunung Gamping.
Empat desa terdampak di Kecamatan Siliragung meliputi Desa Buluagung, Siliragung, Semporejo, dan Kesilir. Adapun dua desa di Kecamatan Pesanggaran yang turut terendam ialah Desa Sumberagung dan Sumbermulyo.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani langsung turun ke lokasi untuk memastikan penanganan cepat bagi warga. “Intensitas hujannya sangat tinggi, ratusan rumah warga tergenang,” ujar Ipuk saat meninjau banjir di Dusun Krajan, Desa Buluagung, Minggu (23/11/2025).
Salah satu rumah yang dikunjungi Ipuk adalah milik Madori (44). Bagian dapur rumah tersebut rusak akibat pondasinya tergerus arus banjir. Sejumlah warga lain juga mengalami kondisi serupa. Sarjono, salah satu warga, menceritakan detik-detik air masuk ke rumahnya.
“Tiba-tiba air datang sekitar pukul 17.30. Saya sendirian di rumah, tidak sempat menyelamatkan barang-barang. Tinggi air sekitar setengah meter, tapi tidak lama surut kembali,” ungkapnya.
Selain meninjau kerusakan, Bupati Ipuk menyerahkan bantuan sembako untuk memenuhi kebutuhan mendesak warga terdampak. Ia juga memonitor kondisi SDN 3 Sumberagung di Kecamatan Pesanggaran yang turut terendam banjir. Pasca kejadian, siswa, guru, dan petugas gabungan melakukan pembersihan area sekolah.
Menurut Ipuk, persoalan utama yang menyebabkan banjir adalah buruknya drainase serta kondisi sungai yang memerlukan penanganan. Ia memerintahkan BPBD dan Dinas PU Pengairan untuk segera melakukan intervensi terukur.
“Saya instruksikan dinas terkait untuk membersihkan seluruh drainase di kawasan terdampak, agar aliran air lancar ketika hujan turun. Normalisasi sungai juga akan kita lakukan,” tegasnya.
Usai meninjau banjir, Ipuk menuju lokasi longsor di Gunung Gamping. Sejak pagi, warga bersama petugas dari BPBD, Damkar, dan Dinas PU Pengairan melakukan pembersihan material longsor. Berdasarkan laporan BPBD, longsor di titik ini telah terjadi berulang karena perubahan pola tanam. Lahan yang dahulu ditumbuhi tanaman keras kini banyak ditanami pohon pisang, sehingga struktur tanah menjadi rentan.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Perhutani. Ke depan, lahan akan kembali ditanami tanaman keras untuk memperkuat struktur tanah,” papar Ipuk.
Kepala Pelaksana BPBD Banyuwangi, Danang Hartanto, menyebut total ada 739 KK terdampak banjir di enam desa tersebut. “Hanya satu rumah yang mengalami kerusakan berat di bagian dapurnya. Sisanya terdampak genangan air. Tim gabungan telah melakukan pembersihan pasca banjir dan penanganan longsor,” jelas Danang.
Upaya jangka pendek dan jangka panjang kini disiapkan Pemkab Banyuwangi untuk meminimalkan risiko bencana susulan, termasuk perbaikan drainase, normalisasi sungai, dan rehabilitasi lahan rawan longsor. (*)














