Banyuwangi, Actanews.id – Hujan deras yang mengguyur Banyuwangi pada Senin malam (4/11/2024) menyebabkan peristiwa tak terduga di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah di Concrong, Desa Rogojampi, Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuqangi.
Sedikitnya dua alat berat jenis excavator yang biasa digunakan untuk operasional pengolahan sampah di lokasi tersebut terendam air dan lumpur bercampur sampah oleh aliran banjir yang diduga berasal dari saluran irigasi yang jebol dari barat. Insiden ini memunculkan kekhawatiran terkait keamanan dan kesiapan infrastruktur TPA, khususnya karena lokasi TPA ini merupakan bekas galian tambang pasir galian C.
Agung Suryawirawan, Ketua Komunitas Pemerhati Banyuwangi (KPB) yang berbasis di Rogojampi, mengkritik kejadian ini sebagai bukti kurangnya perhatian pemerintah dalam mengantisipasi risiko. “Sangat disayangkan bahwa kejadian seperti ini terjadi. Pemerintah terlihat kurang tanggap dan tampaknya gagal melakukan kajian yang menyeluruh mengenai risiko banjir di lokasi TPA ini, terlebih dengan kondisi lingkungan yang berasal dari bekas galian tambang,” ujarnya, Selasa (5/11/2024).
Menurut Agung, TPA Concrong seharusnya mendapat perhatian lebih, mengingat struktur tanah dan risiko erosi yang tinggi akibat bekas tambang. “Lokasi bekas tambang itu rentan longsor dan tak stabil, apalagi jika hujan deras terjadi. Pemerintah perlu melakukan kajian yang lebih serius terkait kelayakan infrastruktur dan perlu ada rencana mitigasi yang jelas,” tambahnya.
Menurut Agung, kejadian ini tidak hanya berdampak pada alat berat yang rusak, namun juga memicu kekhawatiran akan potensi kerusakan ekosistim lingkungan. “Tumpukan sampah yang terbawa aliran banjir berisiko mencemari aliran air dan lingkungan sekitar, membahayakan kesehatan warga yang tinggal di sekitarnya,” pungkas Agung.
KPB mendesak pemerintah daerah untuk segera mengambil tindakan guna mencegah insiden serupa terulang dan melakukan kajian mendalam atas risiko yang ada di TPA.
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sendiri, melalui Kabid Kebersihan DLH Banyuwang, Jarmiko mengatakan bahwa kejadian ini akibat intensitas hujan yang tinggi, sehingga ada saluran irigasi yang jebol. “Kami telah berkoordinasi dan bersurat kepada Dinas Pengairan untuk penanganan irigasi. Operasioanal TPA tetap bisa berjalan karena masih ada lahan TPA tidak tergenang,” terangnnya.