Banyuwangi, actanews.id – Tidak bisa dipungkiri bahwa usaha percetakan menjadi salah satu yang mengalami peningkatan pesanan dimasa Pemilu tahun 2024. Namun, sebagian pengusaha percetakan di Banyuwangi tampaknya harus lebih berhati-hati dalam menerima orderan atribut kampanye.
Meski telah menggunakan sistem pembayaran dengan nota dan meminta deposit atau uang muka sebesar 50 persen, tetapi masih ada juga yang tidak membayar pesanan tersebut.
Salah satu pengusaha percetakan, Agung Bramantyo (42 tahun), pemilik brader “one stop printing advertising” di jalan Bolodewo, Desa Lemahbangdewo Kecamatan Rogojampi, membeberkan pengalamannya.
Ia menyatakan bahwa pesanan yang ia terima meliputi spanduk, umbul-umbul, baliho, stiker, serta brosur. Bahkan, permintaan kaos partai dan caleg juga sudah mulai mengalir menjelang musim kampanye Pemilu 2024.
Namun, menurut Agung, ia memiliki pengalaman pahit di pemilu sebelumnya, dimana ada beberapa pesanan yang tidak dibayar, padahal dirinya bukan pengusaha besar.
“Musim kampanye memang berdampak pada peningkatan omset, namun risikonya pun lebih banyak. Pesanan dari caleg yang tidak dibayar adalah salah satu risiko tersebut. Banyak permintaan yang biasanya meminta tempo pembayaran, dan jika tidak bayar tepat waktu, kami akan menghadapi kesulitan finansial karena kami bukan bermodal besar. Apalagi jika pesanan tersebut tidak dibayar sama sekali, pasti akan berdampak buruk bagi usaha kami,” ungkap Agung, Selasa (19/12/2023).
Agung yang juga wakil ketua Ormas FRB dan selaku pimpinan Media online, juga menuturkan bahwa percetakan miliknya, Brader “One Stop Printing Advertising” di Lemahbangdewo Rogojampi, sudah berdiri sejak tahun 2013 dan telah merasakan pemilu tahun 2014, 2019, serta pemilu 2024 yang sedang berlangsung. Dari 2 masa pemilihan umum sebelumnya, Ia pernah mengalami pengalaman pesanan yang tidak dibayar oleh beberapa caleg. Dan tidak hanya dirinya, tapi juga pengusaha lainnya mengalami situasi serupa dengan jumlah pesanan yang sangat besar.
“Ketika hal itu terjadi, kami tidak bisa melakukan banyak hal, selain hanya menagih, dan pada akhirnya tidak mendapatkan respon dari pemesan. Kami menggunakan sistem nota yang mewajibkan pembayaran deposit 50 persen. Tapi karena pemesan tersebut bersifat kenal atau sok kenal, jadi kami merasa enggan untuk menolak orderan. Padahal, margin keuntungan kami untuk banner sekitar Rp2 ribu hingga Rp5 ribu per meter,” tambah Agung.
Agung berpendapat bahwa ketika seseorang mencalonkan diri sebagai caleg, seharusnya sudah mempertimbangkan kapabilitasnya, baik dari segi mental maupun finansial.
“Hal ini penting, agar pemilihan legislatif tahun 2024 dapat menghasilkan wakil rakyat yang berkualitas dalam pemikiran maupun finansial, sehingga dapat membantu memajukan Banyuwangi dan meningkatkan perekonomian rakyat,” harap Agung.