banner 728x250

Kebakaran Sepanjang 2023 di Banyuwangi Naik Tajam, Agung FRB Minta Dukungan Untuk Dinas Damkarmat, agar Bekerja Lebih Profesional

Banyuwangi, actanews.id – Tahun 2023 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kabupaten Banyuwangi. Data di tahun 2023, mencatat bahwa terjadi peningkatan drastis dalam kejadian kebakaran dan non kebakaran di wilayah tersebut.

Dalam kurun waktu setahun, terdapat total 337 penanganan, dengan 122 kejadian kebakaran dan 215 kejadian non kebakaran. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya ditahun 2022, tercatat 127 kejadian, yang terdiri dari kejadian non kebakaran sebanyak 60 dan kebakaran sebanyak 67,  terdapat peningkatan dua kali lipat dalam jumlah kejadian kebakaran di Kabupaten Banyuwangi.

Kepala Dinas Damkarmat Kabupaten Banyuwangi, melalui Davi selaku Humas, menyatakan bahwa kebakaran disebabkan oleh beberapa faktor seperti korsleting listrik, kebocoran gas, kebakaran sampah, dan lain sebagainya.

“Total terdapat 122 kejadian kebakaran sepanjang Januari hingga Desember 2023, yang menyebabkan kerugian hingga ratusan juta rupiah,” ungkap Davi, Kamis (4/1/2024).

Davi juga menyebut bahwa kebanyakan kebakaran terjadi di daerah pemukiman penduduk, lahan warga, tempat usaha, dan pergudangan. Namun, kendala terjadi akibat gang sempit, lalu lintas yang padat, serta jalan rusak di daerah pelosok.

Selain dari kebakaran, Davi juga menyebut bahwa Dinas Damkarmat Kabupaten Banyuwangi sering melakukan evakuasi binatang liar seperti monyet dan ular dan lainnya. Namun, mereka mengalami kendala karena kurangnya perlengkapan yang memadai seperti senapan bius ringan dan pendukung lainnya.

Terkait hal ini, Agung Bramantyo dari Forum Rogojampi Bersatu (FRB) memberikan tanggapannya. Ia menyatakan bahwa Dinas Damkar Banyuwangi harus dikelola secara profesional mengingat luas wilayah Kabupaten Banyuwangi yang terbesar di Pulau Jawa. Menurut Agung, tambahan pos damkar dan peralatan yang memadai sangat dibutuhkan agar unit kendaraan damkar dapat tiba dengan cepat di lokasi kejadian.

Agung juga menyayangkan keadaan petugas damkar yang harus meminta bantuan peralatan damkar dari instansi lain saat dalam proses pemadaman.

“Pada suatu penanganan, kurangnya peralatan yang memadai seperti Self Contained Breathing Apparatus (SCBA) atau alat pernapasan yang menyebabkan beberapa anggota damkar mengalami kesulitan bernapas. Kami ingin pemerintah dan DPRD Banyuwangi dapat memperhatikan masalah ini secara serius,’ harapnya.

Agung mewakili FRB juga memberikan apresiasi terhadap upaya Damkarmat Banyuwangi dalam melakukan sosialisasi pencegahan kebakaran. Namun, ia menekankan pentingnya dukungan menyeluruh dari pemerintah untuk meningkatkan kualitas pelayanan damkar, dengan melengkapi sarana dan prasarananya.

“Jangan biarkan petugas damkar yang bekerja penuh resiko tanpa perlengkapan yang memadai. Mari bersama-sama memberikan dukungan kepada mereka, agar dapat menjalankan tugas dengan baik demi keselamatan dan keamanan masyarakat,” tutup Agung.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *