Banyuwangi, actanews.id – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Banyuwangi, Jawa Timur, menyatakan kesiapannya untuk mengawasi jalannya Pemilu 2024, karena potensi munculnya black campaign atau kampanye hitam yang berisi propaganda negatif yang dapat menyerang salah satu pihak. HMI Banyuwangi juga menyoroti praktik politik uang yang sering terjadi saat pelaksanaan pesta demokrasi lima tahunan ini.
Ketua HMI Cabang Banyuwangi, Arjun Mahendra, mengatakan bahwa pihaknya dengan tegas menolak adanya kampanye hitam dalam Pemilu 2024.
“Kami, mewakili mahasiswa di Bumi Blambangan dengan tegas menolak praktik kampanye hitam dalam Pemilu 2024 ini,” ujar Arjun, Selasa (16/1/2024).
Selain itu, tingkat partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak pilih rendah. Terdapat juga majemuknya etnis, suku, dan agama di masyarakat Banyuwangi yang dapat menjadi pemicu konflik dalam Pemilu 2024.
“Jika memang kampanye hitam terjadi, maka itu sangat disayangkan. Terlebih jika pelakunya adalah mahasiswa,” lanjut Arjun.
Dia juga mengajak seluruh komponen masyarakat, terutama mahasiswa, untuk memberikan edukasi yang positif dalam menghadapi Pemilu 2024. Jangan sampai ada kampanye provokatif, negatif, dan dapat memecah belah bangsa. Pihaknya mengecam keras semua bentuk kampanye hitam, dan menolak segala bentuk kampanye provokatif.
“Kami berkomitmen untuk bersinergi dengan pemerintah dan penyelenggara pemilu guna menciptakan Pemilu 2024 yang aman, damai, dan menyenangkan,” ungkap Arjun.
“Seperti yang telah menjadi tradisi kami di HMI, kita selalu melakukan kajian. Itulah modal kami sebagai Agent of Change dan Agent of Control dalam menyuarakan ide dan gagasan,” jelas Arjun.
“Mari kita buat edukasi yang benar dan santun dalam Pemilu 2024 ini. Dengan adanya media sosial, mari buat narasi yang baik dan tidak menyebarkan berita bohong. Mari kita bersama-sama mewujudkan Pemilu 2024 yang kondusif,” pungkasnya. (**)
