banner 728x250

Drama Teater Sri Tanjung MTs.N 1 Banyuwangi Memukau di Pembukaan Kemah Moderasi Beragama

Banyuwangi, Actanews.id – Rangkaian acara pembukaan Kemah Moderasi Beragama yang berlangsung di Bumi Perkemahan Jeongmara, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi, pada Jumat (13/10/2024) lalu, berlangsung meriah dengan penampilan memukau dari Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Banyuwangi. Sekolah ini menampilkan drama teater kisah legenda Sri Tanjung, yang berhasil memikat perhatian para peserta kemah dan tamu undangan.

Kisah Legendaris dengan Pesan Moral Kisah Sri Tanjung, legenda rakyat Banyuwangi yang mengangkat tema kesetiaan dan keadilan, dipilih sebagai simbol moral dalam konteks moderasi beragama. Penampilan para siswa MTsN 1 Banyuwangi, lengkap dengan kostum tradisional dan akting penuh penghayatan, berhasil membawa penonton kembali ke masa lampau. Pesan-pesan luhur tentang kejujuran dan persatuan terasa relevan, selaras dengan tema besar acara ini.

Acara pembukaan dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, termasuk Kepala Bagian Tata Usaha Kemenag Jawa Timur, Kepala Bidang Pendidikan Agama Islam (PAIS), Kepala Bidang Penerangan Agama Islam dan Pemberdayaan Zakat dan Wakaf (Penais Zawa), serta Kepala Kantor Kemenag Banyuwangi, Dr. Chaironi Hidayat. Usai pertunjukan, mereka menyempatkan diri berfoto bersama para pemain teater sebagai bentuk apresiasi atas penampilan spektakuler tersebut.

Dalam sambutannya, Dr. Chaironi Hidayat menyampaikan pujian atas kreativitas dan semangat yang ditunjukkan para siswa. “Pertunjukan Sri Tanjung ini bukan hanya hiburan, tetapi juga menyampaikan pesan moral tentang pentingnya menjaga kejujuran, kesetiaan, dan nilai-nilai luhur lainnya, yang sangat dibutuhkan dalam menjaga kerukunan dan moderasi beragama,” ungkapnya.

Kemah Moderasi Beragama ini diikuti lebih dari 1.500 peserta dari berbagai daerah, dengan agenda selama tiga hari. Berbagai kegiatan edukatif dan kebudayaan dirancang untuk memperkuat nilai-nilai kebhinekaan dan toleransi di kalangan generasi muda. Dengan acara pembukaan yang semarak, diharapkan kegiatan ini akan memberi dampak positif bagi penguatan moderasi beragama di masyarakat.

Acara ini juga menjadi bukti nyata bahwa seni dan budaya lokal bisa menjadi media efektif dalam menyampaikan pesan-pesan penting, terutama dalam menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *