Actanewa.id – Dalam acara Bimbingan Manasik Haji di Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo, Dokter Kloter PPIH, dr. Hj. Zuwwidatul Husna, mengingatkan jamaah haji Indonesia untuk tetap menjaga kesehatan mereka. Dengan cuaca yang diperkirakan mencapai 50 derajat Celsius di Saudi Arabia, peringatan ini menjadi sangat penting bagi para calon jamaah.
Selama acara, yang berlangsung mulai 29 April hingga 6 Mei 2024, Dokter Zuwwidatul Husna tidak hanya membagikan pengetahuan tentang perjalanan haji, tetapi juga memberikan peralatan kesehatan seperti botol semprotan dan masker kepada setiap jamaah untuk melindungi diri mereka dari potensi penyakit.
“Ibadah haji diikuti oleh umat manusia seluruh dunia, dan kami tidak dapat memastikan kondisi kesehatan mereka. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga kesehatan kita sendiri,” ujar Dokter Zuwwidatul Husna, Selasa (29/4/2024).
Sementara itu, dalam sesi yang sama, H.Syafaat, S.H., M.H.I., menyoroti dominasi jamaah haji lansia dari Indonesia. Dia menyampaikan sembilan ikhtiar yang dilakukan Kementerian Agama untuk memastikan kenyamanan dan keamanan jamaah haji lansia, termasuk pelibatan ahli geriatri dalam penyusunan pedoman dan penyediaan sarana transportasi ramah lansia.
Upaya ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua jamaah haji, terutama mereka yang rentan terhadap kondisi cuaca ekstrem dan tantangan kesehatan, dapat menjalani ibadah haji dengan aman dan nyaman.
**Jamaah Haji Indonesia di Dominasi Lansia: Kemenag Ungkap 9 Ikhtiar Haji Ramah Lansia 2023**
Jakarta, 30 April 2024 – Kementerian Agama (Kemenag) mengungkap bahwa jamaah haji Indonesia saat ini didominasi oleh jamaah lansia. Dalam upaya mewujudkan Haji Ramah Lansia di tahun 2023, Kemenag telah menetapkan sembilan langkah strategis.
Syafaat, perwakilan Kemenag, menguraikan langkah-langkah tersebut pada konferensi pers hari ini. Di antara ikhtiar tersebut adalah pelibatan ahli geriatri dalam menyusun pedoman, penyusunan buku pedoman Manasik Haji Ramah Lansia, hingga menyediakan sarana transportasi khusus yang ramah lansia.
Langkah lainnya mencakup penyediaan ruang tunggu khusus dan skema penempatan jamaah lansia di hotel, serta pengurangan kegiatan seremonial di embarkasi. Kemenag juga akan menggelar bimbingan teknis bagi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dengan fokus pada semangat Haji Ramah Lansia.
Tidak hanya itu, upaya edukasi akan dilakukan kepada jamaah lansia agar tidak memaksakan diri dan memahami alternatif kemudahan dalam menjalankan ibadah haji. Kemenag juga berencana melibatkan jamaah haji lainnya untuk meningkatkan kepedulian terhadap jamaah lansia serta menjalin sinergi lintas pihak dalam penyediaan kursi roda.
Diharapkan, langkah-langkah ini dapat meningkatkan kualitas dan kenyamanan ibadah haji bagi jamaah lansia serta menciptakan suasana yang lebih inklusif dan peduli di tanah suci.
Syafaat, perwakilan Kemenag, menguraikan langkah-langkah tersebut, diantaranya ikhtiar tersebut adalah pelibatan ahli geriatri dalam menyusun pedoman, penyusunan buku pedoman Manasik Haji Ramah Lansia, hingga menyediakan sarana transportasi khusus yang ramah lansia.
Langkah lainnya mencakup penyediaan ruang tunggu khusus dan skema penempatan jamaah lansia di hotel, serta pengurangan kegiatan seremonial di embarkasi.
Kemenag juga akan menggelar bimbingan teknis bagi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dengan fokus pada semangat Haji Ramah Lansia.Tidak hanya itu, upaya edukasi akan dilakukan kepada jamaah lansia agar tidak memaksakan diri dan memahami alternatif kemudahan dalam menjalankan ibadah haji.
Kemenag juga berencana melibatkan jamaah haji lainnya untuk meningkatkan kepedulian terhadap jamaah lansia serta menjalin sinergi lintas pihak dalam penyediaan kursi roda.
“Diharapkan, langkah-langkah ini dapat meningkatkan kualitas dan kenyamanan ibadah haji bagi jamaah lansia serta menciptakan suasana yang lebih inklusif dan peduli di tanah suci,” pungkas Syafaat.
