banner 728x250

DKB Adakan Jalan-jalan Budaya di Desa Kemiren Banyuwangi, diikuti Mahasiswa dari sejumlah Universitas

Actanrws.id – Dewan Kesenian Belambangan (DKB) menggelar acara Jalan-jalan Budaya (JJB) yang diikuti oleh beberapa mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi/universiatas di Banyuwangi, termasuk Untag Banyuwangi, Unej, Poliwangi, Brawijaya, dan Unair Surabaya. Acara yang berlangsung pada Sabtu (11/5/2024) tersebut, mampu menarik antusiasme peserta yang ingin mengenal lebih dalam budaya lokal Banyuwangi.

Acara ddimulai dari Pesinauan dan Sawah Art, di mana para peserta menjalani pembukaan acara, sebelum melanjutkan perjalanan ke destinasi berikutnya. Mereka kemudian melanjutkan perjalanan ke makam Buyut Cili, dimana mereka ddisuguhi makanan pecel pitik khas Kemiren. Kemudian, para peserta beranjak ke rumah asli Osing yang masih mempertahankan struktur bangunan asli, dimana mereka diberikan kesempatan untuk merasakan kopi ala rumahan oleh Pak Sae, pemilik rumah keturunan ketiga.

Dibimbing oleh Kang Suhaili dan Kang Dio, serta didampingi oleh para anggota Komite Bahasa dan Sastra DKB, para peserta diberikan penjelasan mendalam tentang budaya Osing, termasuk tatanan rumah adat Osing dan fungsinya dalam keluarga.

“Kasur warga Osing berwarna merah dan hitam yang melambangkan keabadian dan keberanian” kata Kang Suhaili menutup penjelasannya di rumah tersebut.

Selanjutnya, mereka diajak mengunjungi tempat produksi pande besi asli Kemiren yang dipimpin oleh Kang Tris. Pada saat itu, Kang Tris begitu panggilan akrabnya sedang memperbaiki boding milik salah satu warga yang rusak.

Perjalanan budaya ini kemudian mencapai puncaknya dengan refleksi dan diskusi budaya bersama Kang Pur, seorang budayawan asli Kemiren. Diskusi hangat ini dilanjutkan dengan mocoan lontar yusuf asmorondono, menyajikan pengalaman mendalam tentang budaya lokal.

Acara Jalan-jalan Budaya ditutup dengan makanan khas Banyuwangi, sego tempong, yang membuat para peserta dan panitia puas. Dengan partisipasi aktif para mahasiswa, diharapkan budaya Banyuwangi dapat terus lestari di tengah generasi muda yang antusias untuk menggali dan melestarikannya. (Syaf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *