Banyuwangi, actanews.id – Keindahan dan prestasi yang telah diraih oleh Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur membuat jajaran Pemerintah Kota Kotamobagu, Provinsi Sulawesi Utara, tertarik dan menjadi inspirasi hingga mengunjungi daerah indah yang dikenal dengan sebutan The Sunrise of Java tersebut.
Pj. Walikota Kotamobagu, Asripan Nani, beserta rombongan telah melakukan kunjungan kerja ke Banyuwangi dengan tujuan untuk berbagi pengalaman dalam memajukan daerah Kotamobagu.
Kunjungan dari Pj. Bupati Asripan diterima dengan hangat oleh Sekretaris Daerah Banyuwangi, Mujiono, di Aula Minakjinggo, kantor Pemkab Banyuwangi, pada hari Senin (15/1/2024).
Dalam kunjungannya, Pj. Bupati Asripan mengungkapkan bahwa ia tiba di Banyuwangi dengan membawa rombongan karena tertarik untuk mengetahui lebih banyak mengenai upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Banyuwangi dalam memajukan daerah.
Kotamobagu sendiri merupakan kota kecil yang baru berusia 17 tahun, yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bolaang Mongondow. Oleh karena itu, pihaknya sangat membutuhkan masukan dan inspirasi untuk memajukan kota tersebut, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Kabupaten Banyuwangi.
“Kami adalah wilayah pemekaran yang usianya masih sangat muda. Ada banyak hal yang harus kami pelajari agar kami juga dapat maju seperti Kabupaten Banyuwangi,” ungkap Asripan.
Lebih lanjut, Asripan menjelaskan bahwa pihaknya tertarik untuk mengetahui berbagai upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Banyuwangi dalam mengelola daerah dengan baik sehingga berhasil mencapai berbagai prestasi. Asripan tertarik untuk mempelajari mengenai inovasi pemerintah daerah, pelayanan publik, dan juga sektor pariwisata.
“Inovasi dan prestasi dari Banyuwangi selalu kami perhatikan. Oleh karena itu, kami sangat tertarik dan meluangkan waktu untuk datang ke sini dan belajar banyak hal,” tambahnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Banyuwangi, Mujiono, mengungkapkan bahwa pemkab Banyuwangi terus melakukan inovasi dalam rangka meningkatkan kinerja pemerintahan. Inovasi tersebut menjadi alat yang digunakan oleh Banyuwangi untuk mempercepat penyelesaian masalah yang ada di daerah dan mencapai berbagai program pembangunan.
“Inovasi ini dilakukan dalam semua sektor, mulai dari tata kelola pemerintahan dan birokrasi, pelayanan publik, pariwisata, hingga penanganan kemiskinan,” jelas Mujiono.
Salah satu inovasi yang dilakukan secara konsisten oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi adalah program “Bupati Ngantor di Desa” atau yang dikenal dengan sebutan “Bunga Desa”. Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, secara berkala tinggal di desa selama sehari penuh untuk menangani berbagai masalah dan kepentingan warga.
“Program ini merupakan cara Pemkab Banyuwangi untuk menyelesaikan berbagai masalah yang ada di desa dengan cepat dan efektif. Ada masalah yang dapat diselesaikan dengan cepat, tetapi juga ada yang membutuhkan waktu seperti pembangunan infrastruktur,” ungkap Mujiono.
Tidak hanya itu, inovasi juga dilakukan di sektor pelayanan publik, termasuk inisiasi Mal Pelayanan Publik yang menawarkan lebih dari 200 layanan dokumen kependudukan dan perijinan dalam satu tempat. Selain itu, terdapat juga Pasar Pelayanan Publik yang berlokasi di tengah pasar rakyat dan juga Program Mal Pelayanan Publik Digital yang kemudian diadopsi oleh pemerintah pusat untuk mempermudah pengurusan dokumen kependudukan bagi warga.
Banyuwangi juga aktif menggerakkan sektor pariwisata dengan menggelar berbagai acara seni dan budaya, serta mengoptimalkan potensi daerah digelar sepanjang tahun yang dikemas dalam agenda wisata Banyuwangi Festival. (*)