Actanews.id – Komunitas Jurnalis Jawa Timur (KJJT) Wilayah Banyuwangi melakukan kunjungan pada proyek revitalisasi Pasar Induk Banyuwangi dan Asrama Inggrisan, Kamis (6/3/2025). Proyek ini dikerjakan oleh PT. Lince Romauli Raya dengan nilai kontrak Rp.152 miliar dan dijadwalkan selesai pada 1 Oktober 2025, dengan durasi pekerjaan selama 365 hari kalender.
Kunjungan yang dipimpin oleh Riki Sulivan selaku Ketua KJJT Banyuwangi, didampingi oleh Joko Wiyono, SH., sebagai bagian dari tim hukum, serta pengurus lainnya, diterima dengan baik oleh pihak pelaksana proyek, Bangun A yang juga didampingi oleh Rudi, perwakilan dari tim Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
Riki Sulivan, dalam pernyataannya, menegaskan bahwa kedatangan tim KJJT, yakni sebagai fungsi pers, memberikan informasi kepada masyarakat mengenai progres proyek sekaligus melakukan kontrol terhadap pelaksanaan pembangunan. “Kami berkomitmen untuk memastikan transparansi, baik dalam hal perkembangan fisik proyek maupun dalam hal keselamatan kerja,” ujar Riki.
Dalam pantauannya, Riki menyoroti adanya temuan yang perlu segera dievaluasi terkait penerapan K3. Ia menyebutkan bahwa masih ada pekerja terlihat tidak menggunakan alat keselamatan kerja dengan semestinya, yang bisa berpotensi membahayakan keselamatan.
“Ini menjadi bahan evaluasi untuk segera dibenahi agar proyek berjalan dengan aman dan efisien,” tambahnya.
“Ke depannya, diharapkan komunikasi yang lebih intens antara pihak pelaksana, pengawas, dan media dapat terus terjalin demi kelancaran pembangunan yang transparan dan berkualitas,” pungkas Riki.
Di sisi lain, Bangun, pihak pelaksana proyek, menjelaskan bahwa saat ini dalam pengerjaan pembangunan struktur bangunan, yang telah mencapailebih dari 20 persen. Meskipun masih bertahap, ia menegaskan bahwa proyek ini diharapkan rampung sesuai target pada Oktober 2025.
“Semoga selesai tepat waktu dan bisa dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat Banyuwangi,” ungkapnya.
Rudi Purnomo, perwakilan dari tim K3 proyek, memberikan tanggapan terkait keselamatan kerja yang disorot oleh tim KJJT. Ia menyatakan bahwa implementasi K3 di proyek ini sudah cukup, meskipun ada beberapa hal yang masih perlu diperbaiki dan pengawasan.