Banyuwangi, Actanews.id – Demi mendukung Gerakan Indonesia Bersih dan mengurangi sampah plastik, Sekretaris Komite Pengawas Pajak (Komwas) Kementerian Keuangan RI, Agung Kuswandono, memilih merayakan Idul Adha 1446 H di kampung halamannya di Banyuwangi, Jawa Timur dengan cara yang unik dan ramah lingkungan.
Pada perayaan Idul Adha yang jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025, Agung membagikan daging kurban kepada warga dengan wadah berupa keranjang bambu beralas daun jati, menggantikan plastik sekali pakai. Inisiatif ini selaras dengan semangat Gerakan Indonesia Bersih yang juga diusung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sebagai upaya mengajak masyarakat mengurangi sampah, khususnya plastik.
“Gerakan Indonesia Bersih adalah gerakan kita bersama. Sampah adalah musuh kita bersama. Menjaga Indonesia tetap bersih adalah tanggung jawab semua warga negara,” tegas Agung kepada wartawan, Jumat (6/6/2025).
Ia juga menyampaikan bahwa edukasi kepada warga tentang pentingnya menghindari plastik terus dilakukan sejak 2015. “Kami beri pemahaman bahwa tidak perlu pakai plastik. Kalau dapat banyak daging, keranjang bambu malah lebih mudah dibawa,” jelasnya.
Menurut Agung, penggunaan keranjang bambu tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memberdayakan ekonomi lokal. “Keranjang ini bukan hanya wadah sekali pakai, bisa dipakai lagi untuk menyimpan bumbu dapur atau keperluan rumah tangga lainnya,” tambahnya.
Sementara itu, Ny. Yani Agung Kuswandono menambahkan bahwa keranjang bambu yang digunakan berasal dari tangan-tangan terampil para pengrajin lokal di Desa Wangkal, Banyuwangi.
“Semoga upaya kecil kami ini dalam mendukung program pemerintah mengurangi sampah plastik, bisa menjadi contoh dan diterapkan oleh yang lain,” ungkap Yani.
Warga setempat pun menyambut baik inisiatif ini. Mak Karti (86), salah satu penerima daging kurban, mengaku senang dan terkesan dengan kemasan ramah lingkungan tersebut.
“Unik ya, kalau dulu pakai tas kresek, sekarang pakai keranjang bambu. Ini bagus, tidak bocor dan bisa dipakai lagi,” ujarnya sambil tersenyum.
Langkah Agung Kuswandono ini menjadi contoh nyata bahwa menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan bisa dimulai dari tradisi keagamaan. Sebuah pesan kuat bahwa nilai ibadah pun bisa berjalan seiring dengan kepedulian terhadap bumi. (Ilham)