banner 728x250

Peringati Hari Anak Nasional, Banyuwangi Gelar Festival Permainan Tradisional untuk Bangun Karakter Anak

BANYUWANGI, Actanews.id  – Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menggelar Festival Memengan Tradisional di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Maron, Genteng, Sabtu (26/7/2025). Kegiatan ini diikuti hampir 1.000 siswa sekolah dasar dari seluruh Banyuwangi.

Festival ini menjadi kampanye penguatan karakter anak sekaligus upaya mengurangi ketergantungan terhadap gawai. Mengusung tema “7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat”, festival mendorong kebiasaan positif seperti bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat, gemar belajar, bersosialisasi, dan tidur tepat waktu.

Anak-anak tampak antusias memainkan beragam permainan tradisional seperti egrang batok, egrang bambu, terompah panjang, hingga balap pelek dan lompat tali. Sejumlah peserta juga menampilkan defile budaya dengan mengenakan kostum dan properti khas permainan tempo dulu.

“Seru banget main terompah bareng teman-teman. Kuncinya harus kompak,” kata Luna, siswa SDN 1 Jambesari.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyampaikan bahwa festival ini bertujuan membangkitkan semangat bermain aktif di tengah gempuran digitalisasi. Ia menyoroti data Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan KPAI yang menunjukkan tingginya angka kecanduan gim dan judi daring di kalangan anak-anak.

“Digitalisasi tak bisa dihindari, tapi harus diimbangi dengan penguatan karakter dan budaya lokal. Jangan sampai anak kita hanya akrab dengan gim digital, tapi lupa dengan akar budayanya,” tegas Ipuk.

Menurut Ipuk, permainan tradisional merupakan media edukasi yang menyenangkan sekaligus menanamkan nilai sportivitas, empati, kejujuran, dan kepemimpinan.

“Kita ingin anak-anak tidak hanya mengenal budaya digital, tapi juga mencintai budaya lokal. Dan yang terpenting, mereka lebih aktif bergerak, yang tentu baik untuk kesehatan,” tambahnya.

Ipuk juga mengajak sekolah dan orang tua untuk terus menghidupkan permainan tradisional dalam keseharian anak-anak.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Suratno, menyebut bahwa Festival Memengan juga diikuti secara daring oleh siswa-siswa dari seluruh kecamatan di Banyuwangi.

“Sebanyak 900 siswa dari 25 kecamatan ikut terlibat. Ini menjadi satu-satunya di Jawa Timur yang menyelenggarakan permainan tradisional secara terstruktur seperti ini. Semoga bisa menginspirasi daerah lain,” ungkapnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *