banner 728x250

Pemkab Banyuwangi Genjot Produktivitas Sapi Indukan Lewat Program “SMS PISAN”

Actanews.id – Demi meningkatkan kesejahteraan peternak, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi meluncurkan program inovatif “SMS PISAN” (Sapi Manak Setahun Sepisan). Program ini bertujuan agar sapi indukan dapat beranak setidaknya satu kali dalam setahun, sehingga produktivitas meningkat dan kesejahteraan peternak terdongkrak.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner, drh. Nanang Sugiharto, menyatakan bahwa kesehatan reproduksi sapi indukan memegang peran vital dalam kesuksesan program ini. “Reproduksi yang baik memastikan sapi indukan bisa beranak rutin, yang pada akhirnya menguntungkan peternak,” ujarnya, Senin (07/10/2024).

Program SMS PISAN mengombinasikan berbagai intervensi, mulai dari pemeriksaan kebuntingan (PKB), hingga pemberian hormon, vitamin, dan mineral. Langkah-langkah ini diambil untuk mendukung reproduksi yang optimal pada sapi indukan.

Namun, di lapangan, drh. Nanang mengakui bahwa masalah nutrisi kerap menjadi hambatan. “Nutrisi yang kurang sering mengganggu kesehatan dan pertumbuhan sapi, serta menurunkan kemampuan reproduksi,” tambahnya.

Untuk mengatasi kendala ini, Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi telah menurunkan Tim Puskeswan ke berbagai daerah guna memberikan stimulan nutrisi pada 575 ekor sapi indukan sejauh ini. Target mereka adalah 1.000 ekor sapi indukan yang tersebar di seluruh kabupaten.

“Jika program ini berjalan lancar, dampaknya jelas: kelahiran rutin, pertambahan populasi ternak, dan peningkatan kesejahteraan peternak. ‘Sapine Manak, Peternake Sugeh’ adalah visi yang ingin kami wujudkan,” tegas drh. Nanang optimis.

Melalui edukasi dan penyuluhan yang menyertai program ini, diharapkan peternak akan lebih memahami pentingnya menjaga kesehatan sapi indukan, tidak hanya untuk keberhasilan reproduksi, tetapi juga demi keberlangsungan ekonomi peternak. Program SMS PISAN diharapkan dapat membawa perubahan signifikan bagi sektor peternakan di Banyuwangi, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

“Dengan prosedur yang tepat, kami percaya hasilnya akan positif, baik bagi peternak maupun ekonomi lokal,” pungkas drh. Nanang. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *