banner 728x250

Ormas GRIB JAYA Desak Presiden Hentikan Blasting PT BSI di Gunung Tumpangpitu

Banyuwangi, Actanews.id – Operasional tambang emas PT Bumi Suksesindo (BSI) di Gunung Tumpangpitu, Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur kembali mendapat sorotan. Kali ini, organisasi masyarakat (ormas) GRIB JAYA DPC Banyuwangi melayangkan surat resmi kepada Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, untuk meminta penghentian aktivitas peledakan (blasting) yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.

Ketua DPC GRIB JAYA Banyuwangi, Bang Yahya, menyatakan bahwa aktivitas blasting yang dilakukan PT BSI dikhawatirkan berdampak buruk pada lingkungan sekitar, terutama ekosistem laut di pesisir selatan Banyuwangi yang berdekatan dengan lokasi tambang.

“Blasting yang dilakukan PT BSI telah menyebabkan kerusakan pada terumbu karang, mengganggu kehidupan biota laut, dan mengancam mata pencaharian masyarakat pesisir yang bergantung pada laut,” ungkap Yahya, Rabu (10/6) malam.

Ia juga menyoroti bahwa kawasan tambang tersebut berada tidak jauh dari sejumlah destinasi wisata unggulan seperti Pulau Merah, Pantai Mustika, Wedi Ireng, dan Pantai Bedil.

“Wisata adalah sektor andalan Kabupaten Banyuwangi sejak lama. Aktivitas pertambangan yang tidak terkendali bisa merusak daya tarik wisata dan merugikan masyarakat,” tambahnya.

Menurut Yahya, pihaknya tidak menolak adanya kegiatan pertambangan selama dilakukan dengan memperhatikan aspek lingkungan dan hak masyarakat sekitar. Namun, kegiatan blasting yang menimbulkan risiko serius harus dievaluasi secara menyeluruh.

“Kami meminta Bapak Presiden untuk segera menghentikan kegiatan blasting PT BSI dan melakukan evaluasi terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan,” tegasnya.

Sebagai bentuk keseriusan dan upaya menyuarakan aspirasi, malam itu juga GRIB JAYA Banyuwangi memasang puluhan banner penolakan aktivitas blasting di wilayah selatan Banyuwangi yang berada di ring satu lokasi tambang.

Yahya juga mengapresiasi keputusan Presiden Prabowo yang menghentikan eksplorasi tambang di Raja Ampat. Menurutnya, keputusan tersebut menjadi bukti bahwa perlindungan lingkungan bisa sejalan dengan kepentingan negara.

“Kalau di Raja Ampat bisa, kami yakin di Banyuwangi juga bisa. Lingkungan hidup adalah warisan untuk generasi mendatang,” pungkasnya. (Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *