Banyuwangi, Actanews.id – Suasana Idul Adha terasa berbeda di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi, Jumat (6/6). Ratusan Warga Binaan tampak kompak berkumpul di depan kamar hunian mereka, bukan untuk apel atau kegiatan rutin, melainkan untuk “nyate bareng” – membakar sate dari daging qurban hasil pemotongan hewan kurban di dalam lapas.
Dengan perlengkapan sederhana dan semangat kebersamaan, para Warga Binaan bahu-membahu menyiapkan arang, tusuk sate, dan bumbu racikan yang telah difasilitasi oleh pihak Lapas. Daging qurban dibagikan secara merata ke lebih dari 900 orang penghuni, sebagai wujud kebersamaan dan keadilan.
Kepala Lapas Banyuwangi, I Wayan Nurasta Wibawa, mengatakan bahwa kegiatan tersebut menjadi agenda rutin setiap Idul Adha sebagai bentuk pembinaan sosial dan spiritual.
“Daging qurban disebar rata ke seluruh Warga Binaan. Kami juga menyediakan bumbu dan arang untuk membakar sate agar mereka bisa merasakan kemeriahan Idul Adha, sama seperti masyarakat di luar,” ujarnya.
Wayan menambahkan, kegiatan ini bukan sekadar berbagi makanan, tetapi juga sebagai sarana memperkuat solidaritas dan menciptakan suasana yang kondusif di dalam lapas.
“Dengan kegiatan seperti ini, kami berharap suasana di dalam Lapas semakin aman dan penuh kekeluargaan,” ungkapnya.
Uniknya, proses pemotongan hewan qurban juga melibatkan langsung beberapa Warga Binaan yang telah dinyatakan layak oleh Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP). Mereka tergabung dalam panitia pelaksana dan ikut serta dalam seluruh rangkaian kegiatan penyembelihan hingga pendistribusian daging.
Pada tahun ini, Lapas Banyuwangi menerima 17 ekor hewan qurban yang terdiri dari 3 sapi dan 14 kambing. Hewan-hewan tersebut berasal dari berbagai pihak, mulai dari pegawai Lapas, instansi pemerintah, masyarakat, hingga para Warga Binaan sendiri.
“Ini merupakan bukti bahwa kepedulian masyarakat terhadap Warga Binaan masih tinggi. Mereka juga berhak merasakan kebahagiaan dalam momen suci seperti Idul Adha,” pungkas Wayan.