Banyuwangi, Actanews.id – Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Cabang Banyuwangi menggelar pertemuan strategis di Seblang Cafe, Singojuruh, pada Minggu (23/03/2025). Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh anggota Pengurus Cabang (PC) ISNU Banyuwangi serta Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) dari berbagai kecamatan. Pertemuan ini tidak hanya menjadi ajang konsolidasi organisasi, tetapi juga menegaskan pentingnya sinergi antara ISNU dan berbagai pemangku kepentingan dalam pembangunan daerah.
Ketua Umum PC ISNU Banyuwangi, Abdul Azis, dalam sambutannya menegaskan bahwa keberlanjutan organisasi sangat bergantung pada soliditas internal dan kapasitas kolaborasi eksternal. Menurutnya, pendekatan berbasis persahabatan di dalam organisasi memiliki korelasi langsung dengan efektivitas kerja kolektif, sebagaimana dijelaskan dalam teori modal sosial.
“Persahabatan dalam tubuh ISNU bukan sekadar relasi sosial, tetapi merupakan modal sosial yang memungkinkan terjadinya koordinasi dan kerja sama yang lebih efisien. Modal sosial ini harus terus dipupuk untuk menghasilkan kebermanfaatan yang lebih besar bagi organisasi dan masyarakat,” ujar Abdul Azis.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa ISNU memiliki peran strategis sebagai organisasi intelektual yang harus mampu memosisikan diri sebagai mitra pemerintah dalam berbagai aspek pembangunan. Dalam konteks ini, sinergi dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) menjadi krusial guna memastikan kontribusi ISNU selaras dengan kebutuhan masyarakat dan kebijakan daerah.
“ISNU sebagai bagian dari komunitas akademik dan intelektual Nahdlatul Ulama harus berperan aktif dalam menyusun serta mendukung kebijakan yang berbasis keilmuan dan berorientasi pada kepentingan publik. Oleh karena itu, kemitraan dengan Forkopimda harus ditingkatkan dalam berbagai sektor, seperti pendidikan, sosial, dan ekonomi,” tambahnya.
Dari perspektif kebijakan publik, sinergi antara organisasi masyarakat dan pemerintah telah terbukti meningkatkan efektivitas program pembangunan berbasis partisipasi (Arnstein, 1969). Dengan demikian, ISNU diharapkan tidak hanya menjadi pelaksana program, tetapi juga mampu memberikan rekomendasi berbasis riset dan kajian akademik terhadap kebijakan daerah.
Selain memperkuat sinergi eksternal, pertemuan ini juga menyoroti urgensi regenerasi kepemimpinan di tingkat PAC. Abdul Azis menegaskan bahwa PAC yang telah habis masa kepengurusannya harus segera menggelar konferensi anak cabang guna memastikan keberlanjutan organisasi.
“Regenerasi yang terstruktur akan memastikan organisasi tetap dinamis dan adaptif terhadap perubahan zaman. Kepemimpinan yang baru akan membawa perspektif serta inovasi yang segar dalam menjalankan program kerja ISNU di tingkat kecamatan,” jelasnya.
Dalam teori organisasi, regenerasi kepemimpinan memiliki peran vital dalam mencegah stagnasi dan memastikan adanya transfer pengetahuan serta pengalaman dari generasi sebelumnya kepada generasi berikutnya (Bass, 1990). Oleh karena itu, ISNU perlu menerapkan mekanisme kaderisasi yang sistematis agar transisi kepemimpinan berjalan dengan optimal.
Sebagai bagian dari upaya internalisasi nilai-nilai sosial keislaman, acara ini juga diisi dengan tausiyah yang disampaikan oleh Dr. Abdul Qadir, perwakilan PAC ISNU Genteng yang juga merupakan pendidik di MTsN 11 Banyuwangi. Dalam ceramahnya, ia membahas hikmah berbagi takjil bagi orang yang berpuasa selama bulan Ramadhan.
“Memberikan takjil bukan sekadar bentuk kedermawanan, tetapi juga manifestasi dari nilai kepedulian sosial yang tinggi. Dalam perspektif ekonomi Islam, praktik ini dapat dikaitkan dengan konsep distribusi kekayaan yang adil dan inklusif, sebagaimana dijelaskan dalam teori maqashid syariah (Al-Ghazali, 12 M),” paparnya.
Ia juga menekankan bahwa ISNU harus aktif dalam menginisiasi kegiatan sosial yang berbasis kebutuhan masyarakat, terutama di bulan Ramadhan. Kegiatan seperti berbagi takjil dan santunan bukan hanya memiliki dimensi spiritual, tetapi juga dapat memperkuat interaksi sosial dan solidaritas antaranggota masyarakat.
Pertemuan ini berlangsung dalam suasana yang penuh kehangatan dan semangat kolaboratif. Para peserta tidak hanya menyepakati pentingnya mempererat persahabatan dan memperkuat sinergi dengan pemerintah, tetapi juga berkomitmen untuk menjaga kesinambungan kepemimpinan serta memperkuat peran sosial ISNU dalam masyarakat.
Dengan modal sosial yang kuat, kepemimpinan yang berkelanjutan, serta sinergi strategis dengan berbagai pihak, ISNU Banyuwangi optimis dapat terus memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan daerah berbasis keilmuan dan nilai-nilai Islam.