banner 728x250

Kecewa!, Sejumlah Wartawan Dilarang Meliput Pertandingan Persewangi di Stadion Diponegoro

Actanews.id. –  Sejumlah wartawan di Banyuwangi mengungkapkan kekecewaannya setelah dilarang meliput pertandingan sepak bola antara Persewangi Banyuwangi dan Persebo Muda Bondowoso,  dalam laga lanjutan Grup A Liga 4 Jawa Timur di Stadion Diponegoro, Banyuwangi, pada Jumar (10/1/2025). Larangan tersebut diberlakukan oleh panitia penyelenggara yang mensyaratkan “ID khusus” untuk bisa memasuki area stadion.

Meskipun beberapa wartawan sudah membawa ID pers resmi,.dari perusahaan pers.masing-masing, mereka tetap tidak diizinkan masuk. Salah seorang wartawan yang enggan disebutkan namanya mengatakan, keputusan ini sangat disayangkan karena acara tersebut merupakan kegiatan publik yang seharusnya dapat diakses oleh media untuk kepentingan peliputan dan penyebaran informasi.

“Kami hadir di sini untuk menjalankan tugas jurnalistik, tetapi kami ditahan di pintu masuk dengan alasan ID kami tidak berlaku. Ini jelas menghambat kerja kami sebagai jurnalis,” ungkapnya.

Panitia penyelenggara, saat dikonfirmasi, menyatakan bahwa ID khusus merupakan syarat wajib untuk memastikan keamanan dan kelancaran acara. Namun, kebijakan ini dianggap diskriminatif oleh sejumlah awak media karena mengabaikan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, yang memberikan hak kepada jurnalis untuk meliput kegiatan publik.

Menurut Pasal 4 Ayat 3 UU Pers, pers nasional memiliki hak untuk mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan informasi. Selain itu, Pasal 18 Ayat 1 juga melarang siapapun menghalangi tugas jurnalistik dengan ancaman pidana penjara hingga dua tahun atau denda maksimal Rp500 juta.

Ketua Persatuan Wartawan Banyuwangi (PWB), Agus Samiaji, mengungkapkan bahwa pihaknya akan segera mengajukan protes resmi kepada panitia penyelenggara.

“Kami akan melakukan dialog dengan panitia agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Pers memiliki peran penting untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat, termasuk liputan pertandingan olahraga seperti ini,” tegas Agus.

Sejumlah jurnalis berharap kejadian ini bisa menjadi bahan evaluasi bagi panitia penyelenggara, agar kegiatan serupa di masa depan dapat berjalan lebih terbuka dan lebih ramah terhadap media.

(Fadil.)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *