BANYUWANGI , Actanews.id – Generasi Muda Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI-POLRI (GM FKPPI) PC-1325 Banyuwangi menunjukkan kepedulian nyata terhadap masa depan pertanian nasional. Dewan Penasehat GM FKPPI Banyuwangi, Ir. Sumantri Soedomo, MP., mengajak seluruh anggota untuk terlibat aktif dalam Program Ketahanan Pangan Nasional yang menjadi salah satu prioritas utama Presiden RI, Jenderal (Purn) Prabowo Subianto.
Seruan tersebut disampaikan langsung oleh Sumantri di sela-sela kegiatan panen padi di Dusun Balerejo, Desa Bumiharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, pada Senin (7/4/2025). Ia menegaskan bahwa GM FKPPI sebagai organisasi yang lahir dari semangat bela negara memiliki tanggung jawab moral dalam mendukung agenda strategis ketahanan pangan.
“Ketahanan pangan bukan hanya soal pertanian, tapi soal kedaulatan bangsa. Ini adalah panggilan strategis yang tak boleh kita abaikan,” tegas Sumantri.
Ia mendorong GM FKPPI untuk tidak sekadar hadir dalam kegiatan seremonial, melainkan terjun langsung mendampingi petani dan berkontribusi dalam pengembangan sektor pertanian di daerah. Menurutnya, kontribusi nyata di lapangan akan memperkuat citra positif organisasi di mata masyarakat dan pemerintah.
Sumantri pun berbagi hasil eksperimen pertaniannya yang menunjukkan peningkatan signifikan produktivitas padi. Dengan metode tanam inovatif, ia berhasil meningkatkan produksi hingga 9–10 ton per hektar, jauh di atas rata-rata nasional 6–7 ton.
“Dengan biaya Rp12 juta dan harga gabah Rp6.000/kg, potensi pendapatan bisa mencapai Rp54 juta. Setelah dikurangi sewa lahan dan biaya lain, petani bisa meraih laba bersih Rp30 juta. Keuntungan lebih dari 100 persen,” ungkapnya.
Meski demikian, ia juga menyoroti tantangan yang masih dihadapi petani, seperti lemahnya pendataan lahan dan minimnya pendampingan dari penyuluh pertanian. Hal ini, menurutnya, menjadi hambatan serius dalam peningkatan produktivitas.
“Banyak petani bahkan tidak tahu berapa luas lahan mereka sendiri. PPL seringkali hanya hadir secara administratif, bukan sebagai mentor yang benar-benar membimbing,” kritik Sumantri.
Ia pun menekankan pentingnya sistem pemetaan data pertanian yang akurat dan berbasis wilayah agar strategi pengelolaan pertanian bisa disesuaikan dengan potensi lokal.
Di akhir pernyataannya, Sumantri mengajak seluruh kader GM FKPPI untuk menjadi bagian dari solusi, tidak harus menjadi petani, tapi bisa menjadi penghubung antara petani dan pengetahuan, teknologi, maupun kebijakan pemerintah.
“Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Kalau bukan kita, siapa lagi? Ini kesempatan besar bagi GM FKPPI untuk membuktikan bahwa kita tidak hanya loyal pada sejarah, tapi juga peduli pada masa depan,” pungkasnya.
Inisiatif GM FKPPI PC-1325 Banyuwangi ini bukan sekadar program jangka pendek, melainkan bagian dari misi jangka panjang menciptakan ketahanan pangan berbasis gotong royong dan kepedulian sosial. Dengan semangat kolektif dan komitmen untuk memberi solusi, GM FKPPI siap menjawab tantangan zaman dan menjadi bagian penting dalam menjaga kedaulatan pangan Indonesia.
(Sumber: Biro Publikasi dan Dokumentasi GM FKPPI 1325 Banyuwangi)