BANYUWANGI, Actanews.id – Gunung Raung yang berada di perbatasan tiga kabupaten—Banyuwangi, Jember, dan Bondowoso—mengalami peningkatan aktivitas vulkanik. Meski tercatat 49 kali erupsi dalam periode 5–15 Juni 2025, status gunung tersebut masih bertahan di Level II (Waspada), seperti yang ditetapkan sejak Desember 2023.
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mengambil langkah antisipatif dengan menutup seluruh jalur pendakian ke Gunung Raung sejak 14 Juni 2025 hingga waktu yang belum ditentukan. Penutupan ini dilakukan setelah terjadinya hujan abu vulkanik di area Pos 7 pendakian.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengimbau warga untuk tetap tenang dan tidak terpancing informasi menyesatkan. “Masyarakat mohon tetap tenang, tidak perlu panik. Ikuti petunjuk dari petugas yang berwenang. Yang terpenting, jangan mudah percaya hoaks. Cari informasi yang benar dan dapat dipercaya,” ujar Ipuk, Senin (16/6/2025).
Kepala BPBD Banyuwangi, Danang Hartanto, menjelaskan bahwa letusan yang terjadi mayoritas berupa hembusan asap dari kawah utama dengan warna putih hingga kelabu. “Saat ini status Gunung Raung masih waspada. Ancaman hanya terbatas di sekitar pusat erupsi. PVMBG merekomendasikan agar masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 3 km dari kawah,” jelasnya.
Berdasarkan rilis resmi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), aktivitas vulkanik Gunung Raung selama periode tersebut didominasi oleh gempa erupsi atau letusan. Tidak ditemukan adanya gempa vulkanik dalam. Material erupsi berupa batuan berukuran abu dengan sebaran yang masih terbatas di area kawah.
BPBD bersama tim pengamat gunung api terus melakukan pemantauan secara intensif guna mengantisipasi potensi perubahan aktivitas. Masyarakat diminta terus mengikuti perkembangan resmi dari pihak berwenang dan tidak melakukan aktivitas di kawasan rawan.
(*)