banner 728x250

Busyro Muqoddas Mendatangi Banyuwangi, Presidium Gerakan Pakel Damai Merasa Diabaikan

Banyuwangi, Actanews.id – Kedatangan Ketua Bidang Hukum, HAM, dan Hikmah PP Muhammadiyah, Busyro Muqoddas, di Banyuwangi, pada Sabtu (22/6/2024) memicu respon dari Presidium Gerakan Pakel Damai dan Sejahtera. Para anggota gerakan ini, yang merupakan warga Desa Pakel, Kecamatan Licin, berharap dapat mengadukan konflik sosial yang mereka alami, namun merasa diabaikan oleh mantan Ketua KPK tersebut.

Koordinator Presidium Gerakan Pakel Damai dan Sejahtera, Rohimin alias Ali, mengungkapkan kekecewaannya. “Hari ini kami bersama rekan-rekan menemui Bapak Busyro Muqoddas,” katanya.

Presidium ini terbentuk atas kesamaan visi warga Desa Pakel untuk menciptakan desa yang damai, maju, dan sejahtera. Mereka juga menolak pihak luar yang dianggap memicu perpecahan dan kebencian antarwarga.

Busyro Muqoddas berada di Banyuwangi untuk menghadiri acara “Launching Al-Maun Goes to Village dan Dialog Ideologi Kepemimpinan Berkemajuan” yang diselenggarakan Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PP Muhammadiyah di Rumah Sakit Islam (RSI) Fatimah. Acara ini mengusung tema ‘Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Terdampak Konflik Agraria dan SDA’.

Namun, harapan Presidium untuk mengadukan permasalahan mereka kandas. Busyro Muqoddas enggan mendengar curhatan mereka. Warga Desa Pakel ingin mengungkapkan konflik sosial yang melibatkan oknum luar daerah yang diduga menebar kebencian dan memicu perpecahan, serta mengakibatkan penebangan 225 hektar tanaman perkebunan.

“Kami dapat informasi Bapak Busyro Muqoddas akan menemui kelompok masyarakat di Pakel. Tapi entah kenapa, beliau tidak mau mendengar aduan dari kami, padahal kami juga warga Pakel,” ungkap Rohimin.

Sebagai tokoh panutan, Busyro diharapkan bisa mendengarkan aspirasi warga agar mendapatkan informasi yang berimbang. “Siapa tahu bisa menjadi informasi pembanding untuk beliau,” tambah Rohimin.

Dalam pidatonya di acara tersebut, Busyro Muqoddas mengajak kader Muhammadiyah untuk lebih cerdas secara spiritual dan intelektual dengan kepemimpinan yang kuat. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi dan riset, serta mengingatkan bahwa Muhammadiyah pernah mendampingi dan meminta penangguhan penahanan masyarakat Pakel.

Namun, pernyataan Busyro ini menimbulkan tanda tanya besar. Mengapa, meski menyebutkan tentang masyarakat Desa Pakel dalam ceramahnya, ia menolak mendengar pengaduan dari Presidium Gerakan Pakel Damai dan Sejahtera?

Sebagai tindak lanjut, Presidium yang mayoritas anggotanya adalah warga NU Desa Pakel, berencana terus berupaya menyampaikan aduan kepada Busyro Muqoddas dan akan bersilaturahmi dengan Pengurus Daerah Muhammadiyah Banyuwangi. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *