Actanews.id. – Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menekankan peran penting generasi muda dalam mengembangkan sektor pertanian untuk memperkuat ketahanan pangan. Hal ini disampaikan Ipuk dalam diskusi bersama Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, di Jakarta pada Selasa (14/1/2025). Ipuk mengungkapkan bahwa regenerasi di sektor pertanian sangat penting untuk memastikan keberlanjutan kebutuhan pangan yang terus meningkat.
“Saat berdiskusi dengan Menko Zulkifli Hasan, kami menekankan pentingnya regenerasi di sektor pertanian. Kebutuhan pangan bersifat sepanjang hayat, dan kita memerlukan pengelolaan yang baik serta dukungan dari generasi muda, terutama dalam riset, inovasi teknologi, dan pemasaran digital,” ujar Ipuk.
Sebagai bagian dari upaya tersebut, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah meluncurkan program Jagoan Tani, yang memberikan inkubasi bisnis berbasis pertanian untuk anak muda Banyuwangi dengan hadiah modal usaha. Program ini bertujuan untuk menciptakan regenerasi petani yang lebih inovatif dan berdaya saing.
Program tersebut terbukti memberikan dampak positif bagi sektor pertanian Banyuwangi, yang terus menunjukkan capaian luar biasa. Berdasarkan Data Neraca Pangan Kabupaten Banyuwangi 2024, produksi gabah kering giling (GKG) mencapai 794.783 ton atau setara dengan 508.820 ton beras, mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Surplus beras mencapai 341.074 ton, jauh melebihi kebutuhan masyarakat lokal yang hanya sebesar 167.746 ton.
“Banyuwangi memiliki lahan pertanian yang subur, dan surplus beras yang kami hasilkan tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal, tetapi juga daerah lain,” tambah Ipuk.
Selain beras, beberapa komoditas lainnya juga mencatatkan surplus signifikan, seperti cabai merah yang meningkat produksinya menjadi 18.111 ton dengan surplus 13.926 ton, dan cabai rawit yang naik dari 15.231 ton menjadi 19.578 ton dengan surplus 16.055 ton.
Untuk lebih meningkatkan hasil pertanian, Banyuwangi juga memanfaatkan lahan non-sawah melalui program Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), meningkatkan indeks tanam, menggunakan bibit unggul, serta mengaplikasikan mekanisasi modern. Selain itu, bantuan pupuk organik cair juga diberikan kepada petani, dengan total distribusi sepanjang 2024 mencapai 137.130 liter untuk lahan seluas 13.713 hektare.
Ipuk menambahkan, “Kami terus berupaya agar sektor pertanian Banyuwangi tetap terjaga dan menjadi salah satu penopang ekonomi daerah.”
Sementara itu, Menko Zulkifli Hasan mengapresiasi keberhasilan Banyuwangi dalam program ketahanan pangan dan menyebut daerah ini sebagai contoh nyata dari pencapaian yang luar biasa. Ia menegaskan pentingnya kemandirian pangan sebagai pilar ketahanan bangsa, yang menjadi salah satu visi Presiden Prabowo Subianto.
“Kita harus mengejar kemandirian pangan, mulai dari optimalisasi lahan, menciptakan lahan baru, hingga meningkatkan pendapatan petani,” kata Zulkifli Hasan.
Zulkifli juga menekankan pentingnya kolaborasi berbagai pihak, termasuk Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk riset bibit unggul. Ia memastikan pemerintah akan terus mendorong pengurangan impor pangan seperti beras, jagung, gula, dan garam, dengan mempercepat produksi nasional.
“Kemandirian pangan bukan hanya angan-angan, tetapi merupakan visi besar kita untuk membangun bangsa yang berdaulat, sesuai dengan prinsip Pancasila dan asas kekeluargaan,” pungkas Zulkifli.














