banner 728x250

Bupati Ipuk Dorong Kolaborasi Preventif Tingkatkan Derajat Kesehatan Warga Banyuwangi

BANYUWANGI, Actanews.id  – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terus memperkuat pendekatan preventif dalam menangani persoalan kesehatan masyarakat. Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mendorong gaya hidup sehat dan meningkatkan derajat kesehatan warga.

Hal tersebut disampaikan Ipuk dalam Rapat Koordinasi Teknis (Rakortek) Bidang Kesehatan Tahun 2025 yang digelar pada Kamis (10/4/2025). Rakor ini dihadiri oleh direktur rumah sakit, kepala puskesmas se-Banyuwangi, pimpinan lembaga pendidikan kesehatan, organisasi profesi kesehatan, hingga jajaran tenaga kesehatan (nakes).

“Kita akan kelelahan dan kehabisan energi jika bekerja sendirian. Bangun sistem yang melibatkan banyak pihak untuk upaya preventif. Ajak kepala sekolah, guru, tokoh agama, ustaz-ustazah, hingga ormas untuk bersama-sama mengedukasi masyarakat soal pencegahan penyakit,” ujar Ipuk.

Menurutnya, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci dalam mengubah paradigma kesehatan masyarakat dari kuratif ke preventif. Terlebih, angka penyakit tidak menular (PTM) terus meningkat dan menjadi beban berat pembiayaan kesehatan.

“Seberapapun besar anggaran kesehatan tak akan cukup jika kita abaikan pencegahan. Masyarakat harus dibiasakan untuk memeriksakan diri saat sehat, bukan hanya saat sakit. Bahkan, jika perlu, tenaga kesehatan harus jemput bola untuk deteksi dini,” tegas Ipuk.

Untuk mendukung strategi preventif tersebut, Banyuwangi telah menggulirkan sejumlah program unggulan. Salah satunya, program puskesmas asuhan spesialistik yang melibatkan 38 dokter spesialis kandungan (SpOG) dan spesialis anak (SpA) dari rumah sakit pemerintah dan swasta. Mereka dijadwalkan secara rutin mendampingi puskesmas dalam menangani persoalan kesehatan ibu dan anak.

“Setidaknya sebulan sekali para dokter spesialis ini hadir di puskesmas untuk berbagi pengetahuan dan mendampingi saat ada kondisi kegawatdaruratan. Harapannya, kapasitas SDM di puskesmas bisa meningkat,” jelas Ipuk.

Selain itu, Pemkab juga terus meningkatkan fasilitas penunjang kesehatan di tingkat puskesmas. Secara bertahap, seluruh puskesmas dilengkapi dengan alat skrining deteksi dini penyakit tidak menular, seperti elektrokardiograf (untuk skrining jantung), fotometer laboratorium, probe linier (untuk deteksi kanker payudara), spirometri (skrining paru), hingga sensor CO analyzer (skrining kebiasaan merokok).

Upaya tersebut merupakan bagian dari program unggulan Banyuwangi, “Mal Orang Sehat”, yang bertujuan membudayakan deteksi dini dan hidup sehat sebagai gaya hidup masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *