BBANYUWANI, Actanews.id – Kabupaten Banyuwangi ditunjuk sebagai pilot project program digitalisasi bantuan sosial (bansos) nasional. Uji coba perdana pendaftaran dilakukan di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, dan Kelurahan Lateng, Kecamatan Banyuwangi, Kamis (18/9/2025).
Proses pendaftaran dinilai lebih cepat dan sederhana. Dengan menggunakan smartphone, warga dapat menyelesaikan registrasi kurang dari lima menit. Sementara itu, bagi masyarakat yang tidak memiliki ponsel atau belum terbiasa dengan teknologi, pendaftaran bisa dilakukan melalui operator desa/kelurahan maupun Agen Perlindungan Sosial (Perlinsos) yang siap membantu.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani hadir langsung meninjau proses uji coba di Desa Kemiren. Ia menyebut, pelaksanaan berjalan lancar tanpa kendala berarti.
“Alhamdulillah tidak ada kendala berarti dan berjalan dengan lancar. Pendaftaran cepat dan lebih sederhana. Masyarakat juga sangat antusias dengan pendaftaran digitalisasi bansos ini,” ujar Ipuk.
Menurut Ipuk, Pemkab Banyuwangi akan terus mengedukasi masyarakat terkait mekanisme pendaftaran digital. Ia menegaskan bahwa penerima bansos nantinya akan ditetapkan berdasarkan hasil verifikasi pemerintah pusat dengan data yang akurat.
“Kami bersyukur program ini dimulai di Banyuwangi. Ini bagian dari perubahan perilaku di masyarakat, juga birokrasi. Dengan digitalisasi, penyaluran bansos bisa lebih tepat sasaran dan tepat manfaat,” tambahnya.
Dalam uji coba awal ini, hadir sejumlah pejabat pusat, di antaranya Dirjen Dukcapil Kemendagri Teguh Setyabudi, Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Ateng Hartono, Direktur Eksekutif Bidang Sinkronisasi Kebijakan Program Prioritas Dewan Ekonomi Nasional Tubagus Nugraha, Kepala Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial Kemensos Joko Widiarto, serta perwakilan dari Kementerian Kominfo dan Kementerian PAN-RB.
Kepala Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial Kemensos, Joko Widiarto, berharap masyarakat segera memanfaatkan kesempatan ini. “Baik yang sudah pernah menerima maupun yang belum pernah, semua warga yang merasa membutuhkan bansos dipersilakan mendaftar. Prosesnya cepat dan mudah,” katanya.
Hal senada disampaikan Agen Perlinsos sekaligus Pendamping PKH Desa Kemiren, Ratna Purnamadewi. Ia menyebut tata cara pendaftaran digital sangat sederhana sehingga memudahkan petugas membantu masyarakat.
“Saya mulai mendaftarkan warga penerima lama, lalu dilanjutkan ke warga lain. Jika lancar, saya optimis pendataan bisa rampung dalam sepekan,” kata Ratna.
Kepala Desa Kemiren, M. Arifin, juga mengakui antusiasme warganya. Pendaftaran yang dimulai sejak pukul 10.00 WIB di balai desa langsung dipadati masyarakat.
“Jam 12 siang sudah banyak sekali yang terdaftar. Prosesnya tidak ribet, cukup dengan NIK. Bagi yang tidak punya HP bisa dibantu operator desa maupun pendamping PKH,” ungkap Arifin.
Ia menambahkan, dari 1.147 kepala keluarga di Kemiren, sekitar 400 KK sebelumnya sudah menjadi penerima bansos. Dengan digitalisasi, ia berharap warga lain yang benar-benar membutuhkan tetapi belum tersentuh bantuan dapat terakomodasi.
“Semoga dengan sistem digital ini, bantuan bisa lebih tepat sasaran dan tidak ada lagi warga miskin yang terlewat,” tandasnya.