Actanews.id – Sebuah peristiwa menarik terjadi di kota Banyuwangi saat puluhan ahli geologi, dipimpin oleh Ketua Kode Komite Cadangan Mineral Indonesia (KCMI), Adi Maryono, memgunjungi kota ini dalam upaya untuk mengeksplorasi kekayaan geologi yang terpendam.
Adi Maryono dan timnya tiba di Banyuwangi dengan tujuan yang jelas: untuk menggali lebih dalam keindahan alam dan kekayaan geologis yang dimiliki daerah ini.
Saat bertemu dengan Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, Adi Maryono menyatakan kekagumannya terhadap keistimewaan Banyuwangi tidak hanya dari segi mineralisasi, tetapi juga keberagaman budaya, keindahan alam, dan keramahan masyarakatnya.
“Kami ingin menyaksikan keistimewaan Banyuwangi,” kata Adi Maryono, saat bertemu Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, di Pendopo Sabha Swagatha Blambangan Banyuwangi, pada Kamis (09/05/2024).
Menurut Adi, Banyuwangi menjadi tujuan yang menarik bagi para profesional ahli pertambangan dan geologi karena cerita yang tersimpan di balik proses pembentukan emas, tembaga, serta deposit emas dan tembaga yang dapat disaksikan langsung.
“Bagi profesional ahli pertambangan dan ahli geologi seperti kami, Banyuwangi juga istimewa karena punya banyak cerita mulai proses pembentukan emas, tembaga, sampai deposit emas dan tembaga yang bisa kita lihat,” ujarnya.
Salah satu poin penting dari kunjungan ini adalah pengamatan terhadap proses pembentukan yang terjadi di Gunung Ijen. Namun, hasil dari proses ini juga dapat ditemukan di sejumlah wilayah di Kecamatan Pesanggaran, seperti Gunung Tumpang Pitu, Pantai Pulau Merah, dan Pantai Rajegwesi.
Gunung Tumpang Pitu, misalnya, menyimpan kekayaan mineral, termasuk emas. Pantai Pulau Merah juga memiliki situs geologi unik yang jarang ditemui di tempat lain. Fenomena geologi di pantai ini bahkan memperlihatkan batas antara mineral jadi yang biasanya tersembunyi di dalam tanah dengan kedalaman ribuan meter, namun di sini dapat ditemukan di permukaan tanah.
Keindahan dan kekayaan geologi Banyuwangi telah memperoleh pengakuan internasional, terbukti dengan ditetapkannya Geopark Ijen sebagai bagian dari jaringan geopark dunia (Unesco Global Geopark/UGG).
“Ini adalah keistimewaan Banyuwangi bagi kami. Fenomena geologi di sini bukan hanya sekadar pemandangan indah, tetapi juga menjadi sumber pengetahuan yang komprehensif tentang magmatisme, proses pembentukan, hingga deposit emas,” ungkap Adi Maryono.
Kunjungan ini bukanlah yang pertama bagi Adi Maryono ke Banyuwangi. Sebagai seorang dosen tamu di Universitas Tasmania Australia, ia sudah beberapa kali membawa puluhan mahasiswanya untuk mempelajari fenomena geologi yang terjadi di sini. Kali ini, ia hadir bersama para ahli geologi dan ahli pertambangan dari berbagai korporasi untuk terus mengeksplorasi kekayaan alam yang dimiliki oleh Banyuwangi.