Surabaya, Actanews.id – Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 2025, Yayasan Penyelenggara Pameran Tosan Aji menggelar Pagelaran Budaya Tosan Aji Nusantara di Gedung Balai Pemuda Surabaya. Pameran dan bursa tosan aji yang berlangsung selama lima hari, pada 17–21 November 2025, ini menghadirkan berbagai koleksi keris pusaka bernilai sejarah dan budaya tinggi.
Acara dibuka dengan prosesi doa dan selamatan tumpengan yang dipimpin Ketua Yayasan Penyelenggara Pameran Tosan Aji, Dr. H. Andi Budi Sulistianto (Gus Andi), bersama Direktur LSP Perkerisan Indonesia Agung Guntoro Wisnu, SE, serta sejumlah pengurus SNKI seperti Mpu Haryo Herlambang selaku ketua penyelenggara kegiatan dan KRT. H. Ilham Triadi Bukan Pawang Biasa.
Prosesi pembukaan dipandu langsung oleh Mpu Haryo Herlambang, yang menjelaskan bahwa ritual pembacaan mantra merupakan laku spiritual dan filosofis yang tak terpisahkan dari tradisi tosan aji Jawa.
“Ritual ini menjadi pengingat jati diri sebagai komunitas yang menghargai warisan budaya, sekaligus bentuk refleksi diri untuk menjaga keseimbangan batin,” ujarnya.
Pelestarian Keris sebagai Identitas Bangsa
Dalam sambutannya, Direktur LSP 3 Perkerisan Indonesia, Agung Guntoro Wisnu, menekankan pentingnya pelestarian keris sebagai identitas budaya nasional.
“Kita patut berbangga dan konsisten memberikan apresiasi kepada para seniman yang telah mencurahkan pikiran dan tenaga untuk melestarikan warisan ini,” ucapnya.
Agung juga mengingatkan bahwa keris telah diakui dunia sebagai warisan budaya asli Indonesia melalui penetapan UNESCO pada 25 November 2005.
“Keris adalah benda sakral yang tidak hanya memiliki nilai seni, tetapi juga sarat makna historis. Melestarikannya adalah tanggung jawab kita bersama,” jelasnya pada Senin (17/11).
Keris Koleksi Presiden Prabowo dan Menteri Fadli Zon Jadi Sorotan
Salah satu daya tarik utama pameran ini adalah kehadiran Keris Balebang Luk 9 milik Presiden RI Prabowo Subianto, serta tiga keris koleksi Menteri Kebudayaan Fadli Zon. Seluruh koleksi tersebut didatangkan langsung dari Museum Keris Brojobuwono Surakarta.
Gus Andi menjelaskan bahwa keris tersebut menjadi simbol harmoni dan sinergi, sejalan dengan visi Presiden Prabowo untuk merangkul seluruh elemen masyarakat.
“Keris ini memiliki pamor wos wutah, yang melambangkan kelimpahan rezeki dan kemampuan membantu sesama. Filosofi ini tercermin dalam program makan gratis yang diusung Presiden,” tuturnya.
Ajang Edukasi dan Apresiasi Budaya
Pameran ini menarik perhatian komunitas dan kolektor keris dari berbagai daerah, seperti Jakarta, Surabaya, Jember, Banyuwangi, Lombok, Madura, Sidoarjo, hingga Yogyakarta. Beragam jenis keris pusaka dan perlengkapan tosan aji dipamerkan, menjadikannya ruang edukasi yang memperkenalkan nilai-nilai budaya kepada pengunjung.
“Kami berharap kegiatan ini mampu membangkitkan kesadaran masyarakat untuk merawat dan melestarikan keris sebagai warisan budaya yang diakui dunia,” tutur Gus Andi.


Transformasi Keris Nusantara
Selain menjadi ajang pameran, Pagelaran Budaya Tosan Aji Nusantara juga menghadirkan narasi perjalanan panjang transformasi keris di Nusantara. Bagi pecinta seni dan sej, pameran ini menjadi kesempatan langka untuk menyaksikan mahakarya budaya yang meneguhkan identitas bangsa. (Ilham)














