BANYUWANGI, Actanews.id – Harapan pasangan suami istri Muji dan Sariyati, warga Lingkungan Watu Ulo, Kelurahan Bakungan, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, akhirnya menemui titik terang. Rumah sederhana mereka yang terancam longsor akibat rusaknya sepadan Kali Rinjani segera mendapatkan penanganan dari Dinas PU Pengairan Banyuwangi.
Selama setahun terakhir, pasangan ini hidup dalam ketakutan. Bagian dapur dan kamar mandi rumah mereka sudah longsor sejak debit air Kali Rinjani meluap hebat tahun lalu. Kini, setiap kali hujan turun, kecemasan mereka kembali memuncak—terlebih karena kondisi sepadan sungai kian menyempit dan curam.
Kisah ini terasa semakin menyayat hati karena Muji, sang kepala keluarga, merupakan penyandang disabilitas yang kehilangan kaki kanannya akibat kecelakaan kerja beberapa tahun silam. Meski hidup dengan keterbatasan, ia bersama istrinya tetap berusaha bertahan di rumah yang kini berada di bibir jurang sungai.
Menanggapi kondisi tersebut, Kepala Dinas PU Pengairan Banyuwangi, Guntur Priambodo, memastikan pemerintah tidak tinggal diam. Ia menegaskan bahwa pihaknya akan segera melakukan penanganan darurat menggunakan dana kebencanaan dari Belanja Tak Terduga (BTT).
“Memang ada beberapa daerah di sepanjang sungai yang terdampak pasca banjir kemarin. Lokasi yang paling membutuhkan akan segera kita prioritaskan untuk ditangani dengan menggunakan anggaran BTT,” ujar Guntur, Sabtu (30/8/2025).
Namun, Guntur menjelaskan bahwa penggunaan BTT tetap memerlukan perpanjangan status bencana hidrometeorologi sebagai dasar hukum pemanfaatan dana tersebut.
“Dalam waktu dekat akan kita lakukan penanganan sementara sambil menunggu perbaikan permanen yang sudah masuk dalam rencana anggaran tahun 2026,” tambahnya.
Sebagai langkah awal, pihaknya akan memasang bronjong, yaitu anyaman kawat baja berlapis seng berisi batu, untuk memperkuat tebing sungai dan mencegah longsor susulan.
Dari pantauan lapangan, kondisi sepadan Kali Rinjani di Lingkungan Watu Ulo memang sangat mengkhawatirkan. Selain arus sungai yang deras dan tebing curam, beberapa titik terlihat sudah terkikis parah. Rumah Muji dan Sariyati kini berada hanya beberapa meter dari bibir tebing yang tergerus.
Penanganan darurat dengan pemasangan bronjong ini diharapkan menjadi awal dari penataan permanen kawasan sepadan sungai. Dengan langkah cepat pemerintah, warga yang bermukim di sepanjang aliran Kali Rinjani diharapkan dapat kembali hidup dengan tenang, tanpa dihantui rasa takut setiap kali musim hujan tiba.